POPNEWS.ID - Para konglomerat raksasa Indonesia diterpa kabar buruk.
Kondisi geopolitik global membuat mereka kehilangan puluhan triliun hanya dalam semalam.
Penurunan harta kekayaan konglomerat RI terpantau beriringan dengan jatuhnya kinerja pasar modal Indonesia akibat sentimen geopolitik global.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Senin, (22/4/2023), IHSG ditutup anjlok -0,19%, ke angka Rp7.073.
Mengutip data Forbes Real Time Billionaires, per hari ini, Selasa, (23/4/2024), Orang terkaya di RI, Prajogo Pangestu mencatatkan penurunan harta kekayaan terbesar sebanyak 4,18%.
Pengusaha Petrokimia itu kehilangan sekitar US$2,2 miliar atau sekitar Rp35,7 triliun, yang otomatis menurunkan kekayaan bersihnya menjadi US$50,5 miliar atau sekitar Rp819 triliun.
Di peringkat kedua, Low Tuck Kwong mencatatkan pengurangan kekayaan sebesar -0,85%. Pendiri PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kehilangan sekitar US$222 juta atau sekitar Rp3,6 triliun, yang otomatis menurunkan kekayaan bersihnya menjadi US$25,7 miliar.
Selain itu, Budi dan Michael Hartono juga mengalami penurunan harta yang sama dengan konglomerat lainnya.
Pemilik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tersebut kehilangan masing-masing -1,22% dari total kekayaannya.
Kedua konglomerat yang dikenal sebagai bos Djarum Group tersebut, menorehkan kerugian sebesar yang hampir sama.
Budi Hartono mencatatkan penurunan US$291 juta sementara Michael sebesar US$280 juta.
Terakhir, Sri Prakash Lohia yang menempati jajaran kelima orang terkaya di Indonesia juga mengalami penurunan signifikan atas hartanya.
Bos perusahaan tekstil dan petrokimia tersebut mencatat penurunan kekayaan hingga -0,10% dalam semalam.
Pemilik Indorama Corporation ini mencatat penurunan kekayaan per pagi ini sebesar US$8 juta atau sekitar Rp128 miliar.
Hal tersebut membawa total harta bersihnya menjadi Rp112,36 triliun. (*)