Senin, 25 November 2024

Public Figure

Kisah Paris Hilton yang Penuh Pengalaman Traumatis: Aku Akan Seperti Ini Selamanya

Rabu, 2 Februari 2022 17:59

Paris Hilton dalam "This Is Paris" (Foto: capture Youtube Paris Hilton)

POPNEWS.ID - Kisah Paris Hilton yang tidak pernah ditemui dan penuh pengalaman traumatis.

Publik memiliki 4 kata kunci saat nama Paris Hilton disebutkan, setidaknya hingga tahun 2022.

1. Paris Hilton anak orang kaya manja pemberontak

2. Paris Hilton rekaman video intim

3. Paris Hilton Youtuber

4. Paris Hilton Metaverse

Semua kata kunci itu muncul di hadapan publik dan mudah untuk melacaknya.

Tetapi ada bagian-bagian hidup Paris Hilton yang tersembunyi dan jarang tersentuh publikasi.

Karena tersembunyi, kisah Paris Hilton itu menjadi satu dari sekian segi kehidupan selebriti yang kemudian trending.

Kisah hidup Paris Hilton itu bisa Anda rasakan dan mungkin Anda akan melihat sosok baru Paris Hilton.

"This Is Paris" adalah dokumenter yang menyajikan sisi lain Paris Hilton. Dokumenter itu terbit pada September 2020 lalu dengan garapan audio visual profesional.

Anda benar-benar tahu tentang Paris Hilton?

Sang bintang dalam film dokumenter itu benar-benar mengungkapkan beberapa sisi lain dari dirinya yang tergelap.

Anda bisa tahu mengapa Paris Hilton membungkus dirinya dengan citra dan manipulasi seperti 4 kata kunci tadi di depan publik.

Nyatanya, Anda akan mengira bahwa hidup tidak biasa-biasa saja, karena itu pun bisa Anda alami, bahkan lebih kompleks daripada yang pernah dipikirkan sebelumnya.

Tentang film dokumenter This Is Paris 


Sutradara film dokumenter "This Is Paris", Alexandra Dean. (Foto: capture Youtube)

Film Dokumenter Paris Hilton dirilis YouTube Originals This Is Paris 14 September 2020. This Is Paris menjadi gambaran akrab Paris Hilton di tengah kerja kerasnya membentuk bisnis globalnya.

Film dokumenter "This Is Paris" merupakan wajah Paris Hilton dari masa ke masa hingga dibuat pada 2020.

Untuk pertama kali kisah "daleman" Paris Hilton itu disiarkan ke publik.

Film dokumenter "This Is Paris" digarap sutradara Alexandra Dean. Dia adalah seorang jurnalis dan sutradara pemenang Emmy Award.

Dalam mempersiapkan video itu, Dean telah melakukan riset dan pendekatan secara berkala terhadap Paris Hilton.

Kepiawaian Alexandra Dean dalam menggarap film dokumenter telah terbukti.

Dia popular karena memimpin film dokumenter Bombshell tahun 2017. Dokumenter itu mengangkat kisah Hedy Lamarr, tokoh ikon glamor, aktris di tahun 1940-an.

Ada beberapa catatan Sutradara Alexandra Dean atas film dokumenter garapannya itu. Dan catatan itu bukan semata pembelaan terhadap sikap-sikap kurang ajar Paris Hilton yang diketahui publik.

Bagi Dean, film ini adalah sebentuk meditasi bagi keluarga Paris Hilton. Dalam wawancara bersama Refinery29, dia ungkapkan hal itu secara eksplisit.

“Film ini semacam meditasi tentang itu. Saya percaya mereka bisa karena ada titik di mana emosi mengambil alih dan Anda tidak dapat menahan diri Anda yang sebenarnya untuk keluar. Anda melihat itu dalam adegan Tomorrowland, di mana Paris dan mantan pacarnya [Aleks Novakovic] bertengkar hebat. Tidak mungkin pada saat itu, ketika emosi dan taruhannya berjalan terlalu tinggi, baginya untuk menyadari kamera. Itu hanya jatuh."

Dean juga berkata, "Kadang-kadang saya berpikir saya melihat seekor binatang dalam proses transmogrifikasi, seperti kupu-kupu yang muncul dari kepompong.”

Pembuka dokumenter This Is Paris

Adegan dibuka dengan langkah tergesa seorang perempuan berambut pirang dengan penuh cantolan tas di tangan dan bahunya.

Dia lalu masuk ke dalam "rumah" dengan pintu gelap yang terbuka.

Tampak kemudian seorang perempuan Afro-Amerika yang tengah memegang tuts. Perempuan Afro-Amerika itu pun tersenyum.

Adegan berlanjut kepada perempuan berambut pirang tadi. Dia kini berdiri dan mengenakan headset. Di depannya tegak sebuah mikrophone.

Dia lalu berkata, "Alright, one two three that's hot. This is Paris, Paris Hilton. Paris. This is Paris Hilton."

Perempuan itu lalu bertanya sesuatu yang di luar kebiasaan perkenalan diri.

"How many voices do I have?" atau berapa banyak suara yang kumiliki? dan kemudian tertawa.

Berapa banyak suara atau voice yang bisa ditafsirkan sebagai berapa banyak karakter suara atau berapa banyak pernyataan, kebenaran, atau pendapat.

Adegan pertama itu memberikan kesan akan adanya sebuah pernyataan panjang dari Paris Hilton.

Pernyataan itu, jika dihitung can dicermati dari durasi video yang ada di Youtube, selama 1 jam 45 menit 11 detik.

Berapa banyak yang menonton video itu di Youtube? Hingga 2 Februari 2022, jumlahnya mencapai 41,6 juta penonton.

Bagian This Is Paris

Ada beberapa bagian dari video dokumenter "This Is Paris".

Bagian pertama adalah mengungkapkan keseharian Paris Hilton dari mulai bangun pagi hingga mengakhir kegiatan di malam hari dengan penuh keceriaan.

Ada momen kemewahan, seperti pengaturan jet di seluruh dunia, rak tak berujung berisi gaun dan stiletto, lemari berisi tumpukan perhiasan yang tidak pernah dia pakai.

Anda akan lantas setengah berbisik, "orang ini tidak pernah difoto dalam hal yang sama dua kali."

Termasuk beberapa bagian yang memungkinkan penonton melihat kebiasaan selebriti gaya baru itu dalam mengakui sesuatu.

Siapa Paris Hilton

Dari penelusuran New York Times, Paris Hilton aktif dalam lebih dari 250 hari setahun berkeliling dunia sebagai DJ.

Dia meraup uang $1 juta per pertunjukan yang dilaporkan.

Dia juga mengawasi lebih dari 19 lini produk, termasuk wewangian, pakaian (untuk manusia dan hewan peliharaan) dan aksesoris.

Pokok kisah This Is Paris

Ada semacam pokok atau inti film dokumenter This Is Paris.

Sejatinya ini adalah film dokumenter tentang trauma yang dialami Paris Hiltom di tahun-tahun di sekolah asrama remaja bermasalah.

Terakhir Paris Hilton bersekolah di Provo Canyon School, sebuah pusat perawatan psikiatri perumahan di Utah selama 11 bulan.

“Mereka hanya menganggap itu seperti sekolah asrama biasa karena begitulah cara mereka menggambarkannya kepada orang tua dan orang-orang yang menempatkan anak-anak mereka di tempat-tempat ini,” kata Paris Hilton tentang orang tuanya, Kathy dan Rick Hilton (ibunya muncul di dokumentasi).

Paris Hilton harus hadapi trauma masa kecil yang sebagian besar telah membentuk dirinya saat ini.

Pengalaman ini akan menghantuinya selama sisa hidupnya. Simak bagian ending film dokumenter itu.

Trauma itu juga memengaruhi segalanya mulai dari kemampuannya untuk mempercayai anggota keluarga hingga kemampuannya untuk tidur di malam hari.

Film dokumenter ini memberikan jawaban sekaligus menyisakan pertanyaan bagi penontonnya.

Paris Hilton masih berusaha memahami siapa dia sebenarnya. Sama di saat Anda memakai topeng hampir sepanjang hidup Anda dan merasa merasa tidak nyaman pada kulit Anda sendiri.

Malam dia tiba di Provo, Paris Hilton mengenang di film dokumenter itu, dia diambil dari tempat tidurnya seolah-olah dia diculik.

Dia berkata bahwa dia dan teman-temannya secara rutin diberikan pil misteri. Ketika Paris Hilton menolak meminumnya, dia dikirim ke sel isolasi.

Kadang-kadang di sana selama 20 jam tanpa pakaian. Dia juga mengklaim pelecehan emosional, verbal dan fisik dari guru dan administrator.

“Rasanya seperti hidup di neraka,” kata Paris Hilton.

“Orang tua saya takut dan mereka tidak ingin reputasi mereka hancur,” kata Hilton.

Dia akui dalam dokumenter itu, kerap menyelinap ke klub malam sejak berusia 15 tahun.

"Saya dikirim untuk disembunyikan," kata Paris hilton, memetakan jalan melalui tempat-tempat yang dia sebut "sekolah pertumbuhan emosional" yang terletak "antah berantah," termasuk Ascent, Cascade, dan CEDU.

Di usia 18 tahun, dia keluar dari Provo dan mulai terjun ke kehidupan glamour dan party.

"Keluar dari Provo dengan trauma yang parah. Aku tak pernah bicara pada keluargaku. Kurasa semua kemarahanku menjadi motivasi kesuksesanku. Itu membuatku tegar. Tapi saat memikirkannya, aku gelisah. Itu sangat berat." (1.19.40).


Dampak Film Dokumenter This Is Paris

Media sosial telah mengakomodir tagar #BreakingCodeSilence.

Gerakan ini muncul sejak 2019, sebelum film dokumenter "This Is Paris" muncul. Gerakan ini merupakan gerakan yang dilakukan para mantan “remaja bermasalah” yang dikirim ke sekolah asrama.

Di sana mereka mengikuti program modifikasi perilaku ala kamp pelatihan, termasuk Sekolah Provo Canyon di Utah tempat Paris Hilton pernah menjadi bagian di dalamnya.

Gerakan itu kemudian kembali mencuat setelah dirilisnya film dokumenter YouTube Hilton “This is Paris.”

Dari keterangan di situs Web pihak sekolah Provo Canyon, mereka telah mengubah kepemilikan pada tahun 2000. Setelah Paris Hilton masih menjadi siswa.

Seorang perwakilan dari Provo mengatakan sekolah "tidak memaafkan atau mempromosikan segala bentuk pelecehan." Mereka menambahkan bahwa “setiap dan semua dugaan / dugaan pelecehan dilaporkan ke otoritas pengatur negara bagian kami, penegakan hukum, dan Layanan Perlindungan Anak segera sesuai kebutuhan.”

Penanganan remaja bermasalah di Amerika Serikat sejatinya telah menjadi sebuah industri dan bisnis. Menurut situs web Breaking Code Silence, industri remaja bermasalah adalah “jaringan program dan fasilitas yang luas dan sangat menguntungkan yang mengiklankan perawatan, rehabilitasi, atau reformasi pemuda bermasalah.”

Program terapi konversi dan rehabilitasi juga dapat termasuk dalam kategori ini, meskipun sebagian besar terkait dengan remaja yang bertindak melawan orang tua atau di sekolah.

Penitipan anak di bawah umur diserahkan oleh orang tua ke sekolah, yang seringkali dikelola oleh mantan “remaja bermasalah”, dengan harapan anak-anak mereka akan diluruskan. Tetapi saat dewasa, mereka justru mengaku rusak.

Program swasta perawatan remaja bermasalah ini menjadi program bisnis yang menguntungkan. Sebagian didanai dengan uang pemerintah yang berasal dari orang tua yang putus asa.

Sekolah-sekolah tersebut sebagian besar berbasis di Utah, dengan lanskap hutan belantaranya yang luas cocok untuk pengalaman luar ruangan yang berat.

Menurut sebuah studi tahun 2015 dari University of Utah, "Industri Intervensi Perawatan Kesehatan Perilaku Pilihan Keluarga" meraup $ 328.702.999 pada tahun 2015, dengan sebagian besar uang masuk dari luar negara bagian.

The Salt Lake Tribune melaporkan bahwa 12.000 anak-anak secara kolektif telah dikirim ke Utah, rumah bagi sekitar 100 program, dalam lima tahun terakhir, dengan setiap kunjungan menelan biaya setidaknya $30.000.

Meskipun dimaksudkan untuk mendidik, para penyintas mengklaim kelas tidak penting:

"Kami sedang membangun kamp lain, pada dasarnya melakukan kerja manual sepanjang hari," klaim Hilton di dokumenter itu. “Itu terus-menerus diteriaki, gaya kamp pelatihan.” (Redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment