POPNEWS.ID - Hari Natal yang diperingati tiap 25 Desember tak lepas dari beragam kisah legenda menarik.
Satu diantaranya tentang kisah Sinterklas.
Sinterklas digambarkan sebagai sosok pria tua dengan jenggot putih yang terbang menggunakan kereta luncur tak lain demi mengantarkan hadiah Natal ke setiap anak-anak baik di dunia.
Tak disangka, kisah Sinterklas dan kereta luncur itu menjadi objek studi yang menarik bagi sekelompok fisikawan di Leicester University, Inggris.
Sekelompok ahli fisika itu menerbitkan studi soal kereta luncur Sinterklas dalam Journal of Physics Special Topics.
Saat itu, para fisikawan melakukan penelitian dengan merujuk pada film Elf yang dirilis tahun 2003 yang menceritakan kereta luncur Sinterklas bergantung pada mesin jet.
"Kami telah menyimpulkan bahwa mesin jet Sinterklas pasti sangat kuat dan sebagai hasilnya, dia dan para elf harus memiliki akses ke teknologi canggih," ujar Ryan Rowe, salah satu fisikawan yang membuat studi terkait kereta luncur Sinterklas itu.
"Sinterklas pasti memiliki akses ke teknologi mesin jet tipe baru yang mampu menggantikan efek semangat Natal," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, para ahli menerapkan beberapa konsep fisika dasar untuk membuat kereta luncur tetap terbang.
Dalam hal ini, mereka berasumsi Sinterklas memiliki kereta luncur dari angkatan laut Inggris abad ke-19 yang dimodifikasi dengan sepasang sayap dari Boeing 747 yang terpasang di kedua sisinya.
Tak lupa, mereka juga membuat asumsi soal berat semua hadiah yang akan diserahkan pada anak-anak baik di dunia.
Akhirnya didapatkan kesimpulan bahwa roket Saturn V buatan NASA dianggap memiliki kemampuan setara kereta luncur Sinterklas yakni bergerak dengan kecepatan 19 ribu kilometer/jam.
Dengan begitu, kereta luncur Sinterklas, berdasarkan teori para fisikawan itu, sebenarnya bisa terbang dengan teknologi modern.
Bahkan, semua hadiah yang dibawa Sinterklas untuk anak-anak baik di dunia disebutkan dapat dikirimkan dalam satu malam.