POPNEWS.ID - Kerusuhan terjadi di Kazakhstan, Kamis (6/1/2022) dan mengakibatkan konflik berdarah antara aparat dan masyarakat setempat.
Korban diperkirakan puluhan orang meninggal dan ribuan lainnya alami luka-luka.
Melansir CNBC, masyarakat Kazakhstan gelar aksi unjuk rasa karena tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan itu berlaku mulai awal tahun 2022.
Aksi itu meluas dan masyarakat menguasai sejumlah objek vital milik pemerintah antara lain bandara.
Rusia telah melakukan pengiriman aparat militer ke Kazakhstan. Mereka turut meredam aksi unjuk rasa dengan represi.
Sejumlah saksi (termasuk polisi setempat) menyatakan jika tentara Rusia membunuh lusinan demonstran dalam semalam.
"Pasukan perdamaian dikirim ke Kazakhstan untuk waktu yang terbatas dalam rangka menormalkan situasi," sebut keterangan tertulis Collective Security Treaty Organization (CSTO) melalui CNBC, Jumat (7/1/2022).
Dalam catatan sejarah, kerusuhan yang terjadi di Kazakhstan kali ini adalah paling buruk.
Negara pecahan Uni Soviet itu telah 30 tahun merdeka. Baru kali ini alami kerusuhan parah dengan belasan petugas keamanan meninggal dunia dan ribuan korban terluka.
Reuters mencatat dalam laporannya ada sekitar 18 polisi dan tentara tewas dalam kerusuhan di kota-kota utama Kazahstan.
Dari keterangan pihak berwenang yang dilansir Reuters menyebutkan, setidaknya dua petugas keamanan ditemukan dengan kondisi terpenggal.
Reuters melaporkan bahwa pihak berwenang di Kazakhstan hanya laporkan angka-angka korban polisi dan militer. Informasi tentang pengunjuk rasa maupun perusuh yang terbunuh atau terluka.
Polisi di Almaty, sebuah kota metropolis terbesar di Kazakhstan ungkapkan telah menembak mati puluhan perusuh hingga Kamis dini hari. Almaty sendiri diketahui menjadi titik pusat unjuk rasa dan kerusuhan.
Di sana terjadi pembakaran dan penjarahan gedung administrasi, bisnis, dan pusat pertokoan. Kementerian Dalam Negeri Kazakstan melaporkan Kamis malam, ada 750 penegak hukum alami cedera dalam kerusuhan itu.
Keterangan dari pejabat PBB, Kamis, menerangkan korban luka-luka warga sipil hampir capai ribuan orang.
“Hampir 1.000 orang dilaporkan terluka dalam protes tersebut,” kata Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) dalam sebuah pernyataan pada Kamis, tanpa merinci sumber dari angka tersebut.
Diketahui akibat kerusuhan itu Kantor wali kota dan kediaman presiden di Almaty Kazakhstan terbakar akibat kerusuhan yang terjadi antara pengunjuk rasa dan tentara.
WNI di Kazakhstan dalam kondisi aman
Kepala Fungsi Konsuler dan Perlindungan WNI KBRI Nur-Sultan, Sugeng, menginformasikan bahwa seluruh WNI di Kazakhstan dalam kondisi aman.
Kerusuhan besar di Kazakhstan diketahui tak membuat korban warga Indonesia. KBRI Nur-Sutan mencatat ada 140 orang WNI di Kazakhstan.
"Tidak ada juga WNI yang mengalami cedera," ujar Sugeng dikutip dari Kompas, Jumat (7/1/2022). (Redaksi)