POPNEWS.ID - Kasus langka terkait bayi kembar kembali dilaporkan.
Kali ini kelainan tersebut dikenal dengan sebutan fetus in fetu intracranial.
Kasus baru ini ditemukan di Shanghai, China.
Kasus ini terjadi pada bayi berusia satu tahun yang membawa janin kembarannya dalam di otak.
Dokter mengatakan janin telah mengembangkan tungkai atas, tulang, dan bahkan kuku, yang berarti kemungkinan terus tumbuh selama berbulan-bulan saat berada di dalam rahim.
Janin berukuran 4 inci tersebut (10 cm) baru ditemukan ketika orang tua putri mereka membawanya ke rumah sakit.
Sebelumnya, orang tua bayi tersebut merasa curiga terhadap kepala bayinya yang terus membesar dan mengalami gangguan motorik.
Fenomena ini tergolong langka, hanya 200 kasus yang pernah didokumentasikan.
Selain terjadi di otak, fetus in fetu juga bisa berkembang di organ tubuh lain seperti panggul, mulut, usus, dan bahkan skrotum.
Kondisi tersebut disebabkan oleh pemisahan yang tidak sempurna dari kembar identik, yang terbentuk ketika salah satu telur terbelah.
Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, namun ada yang menjelaskan bahwa kembaran yang sehat terhubung ke ibu melalui plasenta, sementara yang lain menempel pada pembuluh darah si kembar.
Saat kembaran yang lebih besar tumbuh, yang lebih kecil terserap ke dalam perut mereka.
Ilmuwan lain berpendapat bahwa itu terjadi sebagai akibat dari pembelahan sel yang terlambat.
Janin yang tidak dapat hidup dapat terus berkembang selama beberapa minggu dan bulan di dalam saudara kandungnya, bahkan membentuk organ, tulang, dan anggota tubuh.
Kasus ini terungkap pada Desember 2022 di jurnal Neurologi American Academy of Neurology.
Gadis yang tidak disebutkan namanya itu dibawa ke rumah sakit setelah menunjukkan masalah dengan keterampilan motoriknya.
Dokter tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi ini mungkin termasuk masalah dengan berjalan atau duduknya.
CT scan mengungkapkan saudaranya yang belum menekan otaknya.
Dia juga mengalami hidrosefalus atau penumpukan cairan jauh di dalam otak yang dapat menyebabkan kepala membesar, sangat mengantuk, dan kejang.
Dokter mengatakan ia bisa bertahan hidup setahun setelah lahir karena berbagi suplai darah dengan saudara kandungnya.
Janin diangkat melalui operasi dan kembarannya dipulangkan lima hari setelah operasi, setelah sembuh total.
Tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai efek yang dirasakan kembaran yang masih hidup pascaoperasi.
"Fetus in fetu intrakranial diduga muncul dari blastokista yang tidak terpisahkan," ujar ahli saraf di Rumah Sakit Huashan Fudan Dr Zongze Li yang merawat bayi tersebut, dikutip dari Daily Mail.
"Bagian siam berkembang menjadi otak depan janin inang dan menyelubungi embrio lainnya selama pelipatan pelat saraf," tuturnya.
Kasus ini adalah satu dari hanya 18 kasus yang dilaporkan dalam literatur medis hingga saat ini.
Dokter di Thailand pada 2017, menemukan tiga saudara kandung di dalam tengkorak bayi perempuan yang belum lahir. (*)