Sabtu, 23 November 2024

Joe Biden Buru Oligarki Rusia Pendukung Putin, Mau Dimiskinkan dengan Cara Ini

Rabu, 2 Maret 2022 19:28

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden/ JavaFX News

POPNEWS.ID - Amerika Serikat mencoba berbagai cara untuk 'menyakiti' Rusia tanpa melalui kekuatan militer.

Diketahui, AS menolak menggunakan kekuatan militer untuk membantu Ukraina.

Sebagai gantinya, AS memberlakukan berbagai sanksi, termasuk ekonomi kepada Rusia.

Sampai saat ini, Rusia masih terus menggempur Ukraina.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) sedang membentuk satuan tugas khusus untuk memburu kejahatan para konglomerat atau oligarki Rusia.

Hal itu telah diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden di hadapan anggota Kongres AS.

Biden mengatakan AS melakukan hal tersebut bermaksud untuk mengejar para konglomerat Rusia yang mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Malam ini, saya katakan kepada oligarki Rusia dan para pemimpin korup yang meraup miliaran dolar dari rezim yang kejam ini, tidak ada lagi," ujar Biden seperti dilansir dari CNN.

Biden mengatakan AS akan bergabung dengan sekutu-sekutunya di Uni Eropa (UE) untuk menemukan dan merebut kembali aset-aset mewah seperti kapal pesiar, apartemen mewah, hingga jet pribadi milik konglomerat dan pejabat korup yang mendukung Putin.

AS dan UE diketahui telah merilis daftar para konglomerat yang dijatuhi sanksi-sanksi atas peristiwa invasi Rusia ke Ukraina.

"Kita tetap bersatu.

Kita melawan kebohongan Rusia dengan kebenaran, dan sekarang, dia bertindak, dunia yang bebas memintanya bertanggung jawab," tegas Biden.

Biden memperingatkan kepada Putin untuk membayar harga yang mahal atas keputusannya menginvasi Ukraina.

Ia juga bertekad untuk mengisolasi Putin dari seluruh dunia, dengan menargetkan para konglomerat Rusia.

Biden menegaskan bahwa Putin sendiri lah yang harus disalahkan atas kejadian invasi Rusia ke Ukraina.

"Putin sekarang terisolasi dari dunia lebih dari sebelumnya, den Dia (Putin) tidak tahu apa yang akan terjadi," imbuhnya merujuk pada sanksi-sanksi yang telah dijatuhkan Barat kepada Rusia.

AS juga akan menutup wilayah udara Amerika, untuk semua penerbangan Rusia.

Hal itu dilakukan AS untuk menambah tekanan pada ekonomi Rusia.

Tidak hanya AS dan UE, beberapa negara lainya dunia seperti Taiwan, Jepang, Australia, hingga Selandia Baru juga telah meluncurkan sanksi terhadap Rusia.

Dampak sanksi itu pun telah mengguncang ekonomi Rusia. Hal tersebut dibuktikan dengan jatuhnya nilai rubel (mata uang Rusia) dan juga kenaikan suku bunga yang tinggi hingga.

"Rubel telah kehilangan 30% nilainya, pasar saham Rusia juga telah kehilangan 40% nilainya, dan perdagangan tetap ditangguhkan.

Ekonomi Rusia sedang terguncang dan hanya Putin lah yang harus disalahkan," tutup Biden. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment