Minggu, 6 Oktober 2024

Fenomena Aphelion Menyebar Luas, Kata BMKG Informasi Itu Tidak Benar

Senin, 3 Januari 2022 23:54

Fenomena Aphelion (Foto: LAPAN)

POPNEWS.ID - Pesan broadcast yang beredar di media sosial tentang fenomena Aphelion ditanggapi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dalam hasil kajian sementara, BMKG menyebut fenomena Aphelion memang ada.

Tetapi dalam hasil kajian BMKG, fenomena Aphelion bukan seperti yang dijelaskan dalam pesan berantai yang beredar Senin (3/1/2022) itu.

"Sebenarnya fenomena Aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli," kata BMKG dalam keterangan tertulisnya, di media sosial Senin (3/1/2022) malam.

Pesan singkat yang menyebar cepat itu menyatakan bahwa cuaca dingin di Indonesia belakangan ini terjadi karena jarak bumi dengan matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion.

Dijelaskan dalam pesan singkat itu bahwa saat berada di titik Aphelion, cuaca di bumi akan cenderung lebih dingin dibanding periode lainnya.

Informasi itu resahkan masyarakat. Dalam pandangan ahli BMKG, fenomena cuaca dingin tidak berhubungan dengan Aphelion.

Plt Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Urip Haryoko menyebut fenomena cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tidak terkait dengan Aphelion.

Menurut Urip, periode fenomena astronomis Aphelion puncaknya terjadi pada bulan Juli. Sedangkan yang terjadi di Januari adalah fenomena Perihelion.

Urip menerangkan posisi matahari ada pada titik jarak terjauh dari bumi ketika Aphelion sesuai pesan berantai itu. Namun, kondisi itu tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan.


Ilustrasi cuaca dingin

Urip simpulkan bahwa cuaca dingin dalam beberapa hari terakhir bukan karena Aphelion.

"Tetapi karena faktor-faktor lain di luar sebab bumi berada di jarak terjauh dari matahari," kata Urip melalui siaran pers tertulis BMKG.

Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim penghujan dengan masa puncak terjadi pada Februari 2022.

"Hal ini menyebabkan seolah Aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia. Padahal pada faktanya, penurunan suhu di masa pergantian tahun banyak disebabkan faktor di luar itu." tambah Urip.

Bisa disebut bahwa pesan berantai yang menyebar pada Senin (3/1/2022) itu tidak valid alias hoaks.

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga berikan penjelasan. Informasi adanya fenomena Aphelion yang disebut akan terjadi Selasa (4/1/2022) itu dinyatakan hoaks.

"Penyebab suhu bumi menjadi dingin disebabkan karena indonesia berada pada puncak musim kemarau dan dipengaruhi pula dengan adanya aliran massa dingin dari Australia menuju asia," demikian penjelasan Kementerian Kominfo melalui laman resminya, Senin malam (3/1/2022).(Redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment