POPNEWS.ID - Tahun 1997 dianggap sebagai titik balik perkembangan musik Indonesia. Setidaknya itulah anggapan sebuah majalah anak muda, "Majalah Hai", dan menjadikannya merilis 40 Album Terbaik Indonesia 1 Dekade masa 1997-2007.
“Saat di mana banyak band bagus bermunculan dan merilis album”.
Sebuah album tercatat sebagai album terbaik. Album itu adalah album "Pandawa Lima."
Kini, di tahun 2022, belum ada lagi album baru dari Dewa. Tetapi album "Pandawa Lima" telah berusia 25 tahun.
Berikut fakta-fakta di balik album "Pandawa Lima" milik Dewa 19
Kemunculan album "Pandawa Lima"
Tahun 1995, program musik MTV mulai siaran perdana di Indonesia. Tayangannya mewarnai khasanah musik tanah air melalui blocking program di stasiun televisi swasta nasional ANteve.
Jeremy Wallach, dikutip dari Modern Noise, Fluid Genre: Popular Music in Indonesia, 1997—2001 (2008), sampaikan bahwa Siaran MTV telah memberikan efek dramatis bagi generasi muda Indonessia untuk masuk dalam pusaran budaya pop global.
Menurut Jeremy Wallach, siaran MTV telah memengaruhi generasi muda Indonesia lebih besar daripada transisi sosial politik saat Reformasi ’98.
MTV juga memberikan jalan baru bagi aliran musik alternatif di Indonesia. Muncul album Pesta Alternatif serta festival musik Jakarta Pop Alternative Festival yang menghadirkan Sonic Youth, Beastie Boys, dan Foo Fighters.
Pengaruh alternatif juga merambat kepada Dewa 19. Dalam album "Pandawa Lima" Dhani, Erwin, Wong Aksan, Andra dan Arie Lasso juga mengusung tema alternatif.
"Tidak ada lagi atraksi pamer kemampuan individu, lengkingan vokal, atau lirik-lirik balada manis nan sentimentil," demikian kata Fakri Zakaria dalam ulasannya di PopHariIni.
Lahir setelah 3 album
Album "Pandawa Lima" lahir setelah Dewa 19 melahirkan tiga album.
Ketiga album tersebut adalah:
1. Album "19"
Album "19" ini dirilis di tahun 1992. Album ini merupakan satu-satunya album Dewa dirilis di bawah label Team Records. Berkat album ini pula, nama band Dewa menjadi akrab dengan panggilan Dewa 19. Album ini meraih penghargaan BASF Awards sebagai "Album Terlaris 1993".
2. Album "Format Masa Depan"
Album "Format Masa Depan" Format Masa Depan adalah album kedua band Dewa. Album ini dirilis di tahun 1994. Album ini merupakan Dewa yang dirilis di bawah bendera HJ Productions dan didistribusikan oleh Aquarius Musikindo. Album ini melahirkan beberapa hits seperti "Aku Milikmu" dan "Tak 'Kan Ada Cinta Yang Lain".
3. Album "Terbaik Terbaik"
Album ini dirilis tahun 1995 dengan penjualan hampir mencapai 1,7 juta keping. Di album ini, Dewa 19 mencoba mencampurkan jazz, fusion hingga progressive-pop. Referensi musiknya merentang dari Toto, Casiopea sampai Tears For Fears.
"Pandawa Lima" album keempat Dewa 19
Album "Pandawa Lima" merupakan album rekaman studio keempat Dewa 19. Dalam catatan Majalah Hai tahun 2007, album tersebut masuk 1 dari 40 album terbaik dekade 1997-2007. Album "Pandawa Lima" terjual kurang dari 1 juta keping.
Kualitas album ini mengalahkan album "Bintang Lima" yang angka penjualannya lebih tinggi.
Album "Bintang Lima" dirilis pada 2000 dengan angka penjualan 1,7 juta keping pita kaset.
Sebagaimana lumranya zaman kala itu, album musik direkam dalam pita kaset.
Mengusung genre alternatif
Album "Pandawa Lima" mengusung semangat alternatif dengan porsi instrumen secukupnya. Album ini juga memiliki lapisan detail sound penuh kejutan.
Kehadiran drummer baru Wong Aksan memberikan perubahan aransemen musik Dewa saat itu. Aksan bergabung dengan Dewa pada bulan Juni 1995.
Siapa Wong Aksan
Nama lengkap putra sineas Sjumandjaja dan maestro balet Farida Oetojo ini adalah Sri Aksana Sjuman.
Aksan merupakan sarjana musik dari Folkwang Hochschule, Jerman. Dia memiliki jejak dalam dunia rekaman dan musik Tanah Air.
Dia pernah terlibat dalam penggarapan album V milik KLa Project bersama Rere. Aksan juga diketahui memiliki kemampuan kustomisasi instrumen musik dan berwajah rupawan.
Ada tiga drummer Dewa 19 sebelum Aksan. Pertama adalah Wawan Juniarso. Kemudian digantikan Rere Reza (Grassrock, ADA Band, Blackout), dan Ronal Fristianto (GIGI, dr.pm, Evo).
Peran Aksan di "Pandawa Lima"
Masuknya Wong Aksan mewarnai referensi musik Dewa 19 di album "Pandawa Lima". Referensi anggota Dewa 19 dapat porsi yang layak.
Termasuk porsi referensi musik jazz Aksan hadir lewat ketukan-ketukannya yang tak tertebak. Hal itu tertuang misalnya dalam track minimalis “Sebelum Kau Terlelap”.
Peran Aksan terutama adalah mengisi part drum dengan rancangan perkakasnya sendiri. Aksan juga membangun konstruksi musik dalam aransemen hits single “Kirana”.
Hasilnya, lagu "Kirana" yang monoton menjadi dinamis dan memiliki ciri khas unik yang sangat sulit untuk dilupakan para pendengarnya.
Lagu "Kirana" Hit Single yang terlambat lahir
Lagu “Kirana” menjadi bagian tak terpisahkan dari album "Pandawa Lima". Lagu ini terbit sebagai single mengiringi album "Pandawa Lima"
Faktanya adalah "Kirana" telah diciptakan oleh mendiang Erwin Prasetya sejak tahun 1993. Idenya berasal dari album-album Sting. Saat itu, Dhani belum menemukan formula aransemen yang cocok untuk lagu "Kirana".
Tanggal 7 Januari 1997, lagu “Kirana” bertengger di chart majalah Hai. Untuk pertama kalinya, Dewa 19 menghasilkan penjualan ratusan ribu keping dalam hitungan bulan untuk album yang bahkan diragukan oleh label rekamannya sendiri.
Referensi drum dan beat "Kirana"
Dalam sebuah wawancara, Aksan mengungkapkan referensi "Kirana" berawal dari band Toto. Tetapi Dhani membawa album Zooropa milik U2 ke studio.
“Dhani minta referensi ke situ, ke lagu “Babyface”,” kata Aksan.
Dirinya mengaku sempat kesulitan dengan basis musik jazz yang menjadi pondasi permainannya selama ini. Permainan "kaku" itu membuat sulit dicapai.
Aksan mencoba untuk bermain dengan perasaan juga menahan emosi dalam set drum yang hanya terdiri dari bass drum, snare, hi-hat, dan sebuah crash cymbal.
“Konsepnya adalah perubahan feeling.” Aksan mengaku bahwa dia bermain sengaja dengan kaku tanpa banyak pulasan dalam lagu "Kirana".
Kisah rekaman "Kirana"
“Kirana” memiliki rekam jejak dari Jakarta, tempat basic track direkam di Gins Studio. Rekaman "Kirana" lalu sampai Essen, Jerman, tepatnya di Basement Studio milik kawan Aksan, Wolf Arndt.
"Kirana" lalu direkam di On Studio, Bandung. Di studio milik Doel Sumbang itu, Dewa 19 hanya memiliki sedikit PR untuk menyelesaikan “Kirana” bersama kesepuluh track lain.
Keputusan Dhani waktu itu memutuskan untuk melakukan take ulang nyaris seluruh bagian di “Kirana”. Dhani merasa ada salah kunci setelah ada masukan dari pimpinan Aquarius Musikindo, Pak Ook (Johannes Soerjoko).
Akibatnya, Ari Lasso harus menempuh perjalanan kereta api dari Jakarta hanya untuk merekam ulang vokal di lagu "Kirana".
Tetapi take ulang itu yang membuat sejarah. Ide memasukkan solo gitar muncul sekitar 15 detik dan dibagi menjadi dua bagian.
Andra yang tak membawa perkakasnya, memutuskan melakukan take ulang sedapatnya dengan gitar bersenar karatan yang ada di studio.
Termasuk menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mendapatkan sound menggerung pada intro yang ikonik itu.
Bantuan musisi asing Album "Pandawa Lima"
Ada beberapa nama asing yang ikut membidani album "Pandawa Lima". Peran musisi luar negeri ini adalah lingkaran pertemanan Wong Aksan.
Mereka bertanggungjawab melakukan mixing materi Pandawa Lima.
Nama pertama adalah Wolf Arndt. Wolf Arndt selain melakukan mixing materi juga menjadi sound engineer untuk tur Pandawa Lima. Jasa Wolf Arndt kemudian dipakai oleh KLa Project, Netral, sampai Anang dan Krisdayanti.
Wolf Arndt adalah sosok penting yang mengajarkan ilmu produksi bagi "Pandawa Lima". Wolf Arndt sarankan agar Aksan melakukan keseluruhan isian drum “Kirana” dengan brush stick agar mendapatkan sound yang lebih “lebar”.
Saat di Jerman, seorang teman Aksan lainnya, Jorg Lenhardt mengisi seluruh bagian gitar dengan synthesizer di “Suara Alam”.
Jorg yang gitaris profesional bahkan “dipaksa” Dewa 19 memainkan teknik ala Pat Metheny. Sementara teman Aksan lainnya yang bernama Konich mengisi bagian puisi abstrak berbahasa Jerman di pertengahan lagu “Bunga”.
Lagu-lagu Hits "Pandawa Lima"
Ada beberapa lagu selain single "Kirana yang menuai sukses.
1. “Aku Disini Untukmu”
Lagu iini menjadi hits single kedua "Pandawa Lima." “Aku Disini Untukmu”. Single ini menghadirkan aktris Tamara Bleszynski sebagai model video klip yang rela bergelantungan dan berakting serupa mutan.
2. “Satu Sisi”
Lagu ini liriknya ditulis Ari Lasso. Isinya tentang pengalaman ketergantungannya pada narkotika.
3. “Kamulah Satu-Satunya”
Lagu ini dibuat oleh Erwin dan Dhani. Lagu "Kamulah Satu-Satunya" menjadi lagu terakhir di album "Pandawa Lima"
Ari Lasso menyampaikan bahwa “Kamulah Satu-Satunya” adalah lagu tercepat dalam proses perekaman. Lagu ini hanya satu kali take vokal.
Ada lagu-lagu lain dalam album "Pandawa Lima" selain 4 lagu yang disebutkan di atas.
1. "Bunga"
2. "Suara Alam"
3. "Sebelum Kau Terlelap"
4. "Aspirasi Putih"
5. "Cindi"
6. "Petuah Bijak"
7. "Selatan Jakarta"
Formasi Pandawa Lima bubar
Sukses komersial dan artistik dari "Pandawa Lima" tak membuatnya langgeng. Formasi "Pandawa Lima"utuh hingga tahun 1998.
Aksan berhenti Juni 1998. Pemecatan diakui Aksan karena “ada perubahan dalam visi musik Dewa”.
Personil lainnya, Erwin, keluar untuk menjalani rehabilitasi narkotika di sebuah pesantren. Erwin lalu kembali menjadi additional player di album tersukses Dewa, "Bintang Lima".
Erwin lalu diangkat kembali sebagai personel tetap di Cintailah Cinta dan keluar dari band yang dibesarkannya gara-gara drama sinetron.
Ari Lasso juga kemudian menyusul keluar dari Dewa. (Redaksi)