Lagu-lagunya yang mana Dhan? Dhani ke rumahku sendirian, naik motor. Malam, kita minum Vodka di kamarku. Terus ada electone-nya ibuku. Dhani main semua lagu yang pernah Dhani ciptakan,” ujar Ari Lasso dalam tayangan YouTube Video Legend
POPNEWS.ID – Ganti personel, drugs, hingga ribut-ribut dengan Front Pembela Islam (FPI) mewarnai perjalanan musik Dewa 19.
Salah satu band legend Indonesia yang sudah mulai bermusik sejak tahun 80an ini, menjadi pembelajaran bagaimana menjadi sesuatu yang legend itu membutuhkan waktu, proses hingga pendewasaan dalam menghadapi masalah.
Semua bermula pada 1986.
Saat itu, bukanlah Dewa 19 namanya, melainkan Booster.
Barulah pada setahun berselang, 26 Agustus 1987 nama Dewa tercetus dan terbentuk di Surabaya.
Nama Dewa merupakan akronim dari nama pembentuknya yakni Dhani atau Ahmad Dhani (keyboard, vokal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan Andra Junaidi (gitar).
Dewa awalnya muncul dengan musik yang lebih pop, kemudian berubah haluan menjadi jazz setelah Erwin memperkenalkan musik jazz ke group ini.
Pada tahun 1988, Wawan yang merupakan penggemar berat musik rock memutuskan untuk keluar dari Dewa dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso.
Posisi Wawan kemudian digantikan oleh Salman dan nama Dewa pun diubah menjadi Down Beat.
Down Beat diambil dari nama majalah jazz terbitan Amerika Serikat.
Namun kemudian Wawan kembali dipanggil untuk menghidupkan Dewa, dengan mengajak Ari Lasso.
Usai bergabungnya mereka berdua, nama Down Beat diganti menjadi Dewa 19.
Alasan mereka menambah angka 19 di belakang Dewa dikarenakan usia personelnya waktu itu rata-rata 19 tahun.
Akan tetapi belakangan justru diketahui bahwa nama Dewa 19 sebenarnya tak direncanakan. Saat itu, Dhani dan kawan-kawan justru memilih Dewa sebagai nama band mereka.
Gitaris Dewa 19, Andra Ramadhan menceritakan hal itu.
Dewa 19 awalnya adalah nama album perdana Dewa, akan tetapi orang kerap mengenal Dewa 19 sebagai nama group band.
Hal itu diungkap Andra Ramadhan dalam kanal YouTube VINDES dengan judul "Andra Ramadhan: Jujur Lebih Suka Ari Lasso atau Once"
Ketika itu Vincent bertanya ke Andra mengenai nama Dewa 19.
"Kenapa si namanya Dewa 19?" tanya Vincent.
Andra menjelaskan alasan mereka menambah angka 19 di belakang dewa dikarenakan usia personelnya waktu itu rata-rata 19 tahun.
Ia juga menjelaskan mengenai kesalahpahaman orang selama ini terkait nama group band Dewa 19
"Orang salah kaprah, sebenarnya itu (Dewa-19) nama album, nama bandnya cuma Dewa, namun orang kira Dewa 19 nama group band" ujar Andra.
"Karena waktu itu, umur kami 19 tahun," lanjutnya.
Mendengar penjelasan Andra, lantas Desta bertanya apakah salah atau tidak ketika orang mengatakan Dewa 19.
"Dimana- mana orang bilangnya Dewa 19 berarti salah?" tanya Desta.
"Iya salah, tapi akhirnya ya udah lah" jawab Andra.
Lebih lanjut, ketika disinggung mengenai Dewa 19 tetap eksis meskipun sudah ganti vokalis dari Ari Lasso ke Once, Andra sebut dikarenakan faktor lagu-lagunya yang bagus.
Kemudian, penggantinya pun sekaliber Once yang memiliki suara bagus.
"Karena lagunya Dewa memang bagus, dan Once bukan vokalis yang sembarangan, kalau mau jujur sih aku paling ngefans sama Once, secara vokal ya aku suka suaranya dia," ucap Andra.
Selain itu, Andra juga mengatakan hingga kini mungkin susah bagi Dewa 19 mencari vokalis baru.
"Susah kayaknya deh pengganti kayak Lasso dan Once, sekaliber itu ya," ujarnya.
Berlanjut, perjalanan Dewa 19 saat awal hijrah ke Jakarta diungkap oleh para pentolan Dewa 19 dalam Channel YouTobe Video Legend dengan judul BACKCHAT! AHMAD DHANI,ARI LASSO,ANDRA,WAWAN,HARUN - Dewa19 merantau ke Jakarta
Dalam perbincangannya Ari Lasso yang merupakan vokalis setelah Dewa berganti menjadi Dewa 19 mengungkapkan momen saat awal mereka rekaman album pertamanya.
"Momen yang aku ingat, setelah diajak Dhani, saat SMA kemudian kita jadi loh ke Jakarta rekaman album. Lagu-lagunya mana Dhan? Dhani ke rumahku sendirian, naik motor. Malam, kita minum Vodka di kamarku. Terus ada electone-nya ibuku. Dhani main semua lagu yang pernah Dhani ciptakan,” ujar Ari Lasso.
Ari Lasso juga mengungkap kesulitannya saat proses rekaman Dewa 19.
"Proses rekaman Dewa pertama itu yang paling sulit sebenarnya secara teknik itu aku dan Wawan, yang paling keteteran secara teknik. Aku take (ambil suara) Kangen itu tiga kali, tempoku selalu keteteran" ungkapnya.
Tak hanya itu ia juga mengungkap pejuangan berat mereka saat proses rekaman dan harus pindah dari hotel ke rumah Oma Ari Lasso karena alasan fasilitas yang tidak memadai dan harus naik bus tiap hari dari Bogor ke rumah Oma.
"Kita naik angkot dari rumah Oma ke Ramayana, dari Ramayana ke Baranangsiang, dari Baranangsiang turun ke Cawang, Cawang kita naik naik bus dan turun di Grogol, dari situ kita baru naik taksi,” ungkap Ari Lasso.
Dhani banyak ditolak perusahaan rekaman
Setelah sampai ke Jakarta, Dewa 19 berhasil menyelesaikan pembuatan master album perdana mereka.
Setelah itu, Andra, Ari, Erwin, dan Wawan kembali ke Surabaya sementara Dhani tetap di Jakarta.
Dhani kala itu, bekerja keras mencari label rekaman yang bersedia untuk mengorbitkan mereka.
Ia berkeliaran di penjuru Jakarta, dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain.
Akan tetapi banyak perusahaan rekaman yang menolak Dewa 19 ini.
Perusahaan menganggap lagu mereka kurang terjual.
Hingga pada akhirnya, master rekaman Dewa 19 dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records, yang pernah sukses melejitkan Kla Project.
Pada tahun 1992, Dewa meluncurkan album pertamanya yang bertajuk Dewa 19.
Album ini melahirkan singelBASF Awards 1993, masing-masing untuk kategori "Pendatang Baru Terbaik" dan "Album Terlaris 1993".
Berjudul "Kangen" dan "Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi" yang sukses mendapat tempat di hati pecinta musik Indonesia.
Album kedua di 1994
Pada tahun 1994, Dewa 19 merilis album kedua mereka yang berjudul Format Masa Depan.
Di tengah penggarapan album ini, Wawan hengkang dari Dewa 19 dan kemudian digantikan sementara oleh pemain pembantu bernama Rere.
Terhitung sejak 24 September 1994 Aquarius Musikindo resmi menjadi label Dewa 19 menggantikan Team Records.
Album ini menelurkan singel berjudul "Aku Milikmu" dan "Tak Akan Ada Cinta Yang Lain".
Album ketiga di 1995
Pada tahun 1995, Dewa 19 merilis album bertajuk Terbaik Terbaik.
Rolling Stone edisi Desember 2007, menempatkan album ini di posisi 26 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik".
Album ini memiliki konsep musik pop rock yang dikembangkan dengan menambah unsur-unsur jazz, folk, funk dan ballad.
Banyak pengamat musik meyakini bahwa inilah album terbaik yang pernah dibuat Dewa 19 yang mengukuhkan mereka sebagai salah satu grup band besar terkreatif di Indonesia.
Album keempat di 1997
Pada tahun 1997, album keempat Dewa 19 berhasil dirilis dengan judul Pandawa Lima.
Melalui album ini, Dewa 19 sukses meraih 6 penghargaan di Anugerah Musik Indonesia 1997 yaitu untuk "Lagu Alternatif Terbaik", "Lagu Terbaik Umum", "Duo/Grup Alternatif Terbaik", "Album Rhythm & Blues Terbaik" serta "Cover Album Terbaik".
Album ini melahirkan sejumlah hits di antaranya berjudul "Kirana" dan "Kamulah Satu-Satunya".
Drugs bikin masalah di 1998
Pada 1998, badai kembali menerjang tubuh Dewa 19 akibat dua personilnya, Ari Lasso dan Erwin Prasetya mengalami ketergantungan berat pada narkoba.
Selain menghancurkan kehidupan pribadi mereka, narkoba juga melumpuhkan seluruh aktivitas Dewa 19.
Berbagai tawaran manggung terpaksa ditolak.
Album ke-5 Dewa 19 tidak pernah selesai digarap akibat jadwal rekaman yang sering ditunda.
Perlahan mulai timbul konflik di tubuh Dewa 19.
Wong Aksan resmi dikeluarkan dari Dewa 19 akibat permainannya yang terlalu kental dengan corak jazz.
Dewa 19 divakumkan untuk sementara waktu hingga akhirnya Ari Lasso terpaksa dikeluarkan dari posisi vokalis Dewa 19 karena ketergantungan narkoba.
Album The Best of Dewa 19 dirilis tahun 1999
Pada tahun 1999, Dewa merilis album The Best of Dewa 19, yang berisi karya-karya terbaiknya semasa Ari Lasso menjadi vokalis.
Album ini memuat dua lagu baru yaitu "Elang" dan "Persembahan dari Surga".
Album ini kembali meraih sukses meski tanpa sepotong promosi apapun.
Setelah perilisan album ini, Dewa 19 resmi hanya tinggal 2 orang personel saja.
Elfonda Mekel (Once) yang berkenalan dengan Dhani di tahun 1997, direkrut menjadi vokalis baru Dewa 19 menggantikan Ari Lasso.
Sebelumnya, Once bersama Dhani dan Andra sempat menggarap rekaman untuk film Kuldesak.
Once kemudian juga mengajak temannya, Tyo Nugros bergabung dengan Dewa 19 untuk mengisi posisi drummer yang kosong.
Album kelima di tahun 2000
Setelah sekian lama vakum dari musik Indonesia, akhirnya pada tanggal 30 April 2000, Dewa tampil secara perdana dengan formasi baru.
Ahmad Dhani (keyboard), Andra Junaidi (gitar), Once (vokalis) dan Tyo Nugros (drumer).
Kali ini Dewa 19 hadir dengan nama Dewa saja, tanpa ada 19 di belakang nama Dewa.
Pada tahun 2000, Dewa merilis album kelimanya bertajuk Bintang Lima.
Awalnya banyak yang pesimis dengan formasi Dewa saat itu.
Namun ternyata, album Bintang Lima justru meledak di pasaran, bahkan menjadi album tersukses sepanjang karier Dewa.
Dari 11 materi lagu di album tersebut, 6 di antaranya manjadi lagu favorit anak-anak muda di tanah air yakni "Roman Picisan", "Dua Sejoli", "Risalah hati", "Separuh Nafas", "Cemburu" dan "Lagu Cinta".
Dewa mengadakan tur di 36 kota untuk mempromosikan album ini sekaligus memperkenalkan formasi baru mereka.
Melalui album ini, Dewa menyabet 3 penghargaan AMI Awards 2000, yaitu "Penyanyi/Group Terbaik", "Lagu Terbaik" ("Roman Picisan") dan "Album Terbaik".
Bintang Lima sukses terjual lebih dari 1,7 juta keping dan merupakan salah satu album terlaris di Indonesia.
Total penjualan album ini (asli dan bajakan) diperkirakan mencapai 9 juta keping.
Album keenam di tahun 2002
Album keenam Cintailah Cinta dirilis pada tanggal 5 April 2002.
Sebagai informasi, Erwin Prasetya yang telah sembuh total dari narkoba kembali bergabung dengan Dewa pada tahun ini.
Album ini pun kembali mendulang sukses.
Sebelum resmi dirilis di pasaran album ini bahkan telah laris sebanyak 200.000 keping.
Pada ajang AMI Awards 2002, Dewa berhasil membawa 3 penghargaan untuk kategori "Duo/Grup Pop Terbaik", "Lagu Terbaik" "Arjuna" serta "Cover album terbaik.
Pada tanggal 1 Juli 2002, Erwin Prasetya kembali dikeluarkan dari Dewa oleh pihak manajemen.
Ia kemudian digantikan oleh Yuke Sampurna, yang merupakan mantan basist The Groove.
Album ketujuh di tahun 2003
Dewa menggelar tur bertajuk "Atas Nama Cinta" di 25 kota di Indonesia, yang dibuka dengan konser di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, 18 Februari 2003.
Dalam tur ini, Dewa juga mengikutsertakan Ari Lasso, mantan vokalis Dewa.
Pada awal tahun 2004, Dewa merilis album live double Atas Nama Cinta yang merupakan rekaman konser saat tur Atas Nama Cinta, menampilkan lagu-lagu hits Dewa sejak tahun 1992 dalam versi konser.
Album kedelapan di tahun 2004
Pada tahun 2004, Dewa kembali melakukan tur di 30 kota yang disponsori Yamaha bertajuk "Yamaha Dewa Tour 2004 - Selalu Terdepan".
Selepas melakukan tur, bertempat di Avenue, Sari Pan Pacific Hotel, Dewa resmi merilis album kedelapannya yang berjudul Laskar Cinta pada tanggal 22 November 2004.
Di album ini Dewa menyuguhkan musik rock yang lebih keras serta penggunaan musik sampling.
Album ini melejitkan hits berjudul "Pangeran Cinta", "Satu" dan "Cinta Gila".
Nama Dewa kemudian dikembalikan lagi menjadi Dewa 19.
Berseteru dengan Front Pembela Islam (FPI)
Masalah kembali menimpa Dewa 19, kali ini dengan Front Pembela Islam (FPI), terkait sampul album Laskar Cinta yang memuat logo seperti kaligrafi Allah.
Perseteruan ini sempat berbuntut pada pelaporan Dewa 19 ke polisi oleh FPI.
Setelah saling melempar komentar-komentar panas di media, akhirnya pada tanggal 27 April 2005, Dewa 19 dan pengacaranya Habib Umar Husein menggelar jumpa pers, untuk mengumumkan itikad mau merubah logo dalam sampul album "Laskar Cinta".
Menyangkut perubahan logo, Dewa 19 juga mencetak ulang cover album Laskar Cinta.
Dalam cetak ulang cover album itu, selain ada perubahan logo, juga ada perubahan di gambar personel Dewa yang sebelumnya terlihat memakai tato dihilangkan, sesuai saran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Album kesembilan di 2007
Pada tahun 2007, Dewa merilis album kesembilan berjudul Kerajaan Cinta.
Album ini memuat 2 buah lagu baru yaitu "Dewi" dan "Mati Aku Mati", sementara selebihnya merupakan lagu-lagu di album Republik Cinta dan lagu-lagu lama Dewa yang diremix atau direkam ulang.
Lagu "Mati Aku Mati" diangkat untuk menjadi soundtrack film arahan Hanung Bramantyo, Kamulah Satu-Satunya, yang dibintangi oleh Nirina Zubir.
Pada tahun ini, Dewa 19 kembali harus kehilangan salah seorang personelnya, Tyo Nugros.
Tyo keluar setelah sebelumnya ia sempat vakum dari kegiatan Dewa akibat menderita sakit pada kakinya yang mengharuskannya tidak bisa main drum untuk jangka waktu lama.
Posisi drummer kemudian diberikan kepada Agung Yudha.
Pada tahun 2008, Dewa 19 masuk ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone.
Dewa diakui sebagai salah satu legenda atau ikon terbesar dalam sejarah musik populer Indonesia.
Setelah cukup lama vakum, Dewa merilis singel berjudul "Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia".
Meski berhasil merilis album tersebut, hal itu tak membuat Dewa 19 kembali solid layaknya dulu.
Bahkan pengerjaan album kesempuluh Dewa mengalami kesulitan akibat masing-masing personel sibuk dengan karier sendiri.
Puncaknya Once resmi mengundurkan diri dari Dewa 19 pada 2011, Dewa pun memutuskan untuk bubar setelah 25 tahun berdiri.
(redaksi)