Jumat, 22 November 2024

Kabar Trending

Dahsyatnya Letusan Gunung Tambora, Suhu Bumi Langsung Turun, Gagal Panen Melanda Dunia

Senin, 8 Januari 2024 17:42

Gunung Tambora

POPNEWS.ID - 208 tahun lalu, dunia diguncang letusan gunung berapi paling dahsyat.

Ya, letusan itu berasal dari Gunung Tambora yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat atau NTB.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa letusan itu menewaskan 71.000 orang di Sumbawa dan memuntahkan 140 miliar ton magma. 

Gunung Tambora juga mengeluarkan abu vulkanik saat meletus yang menyebabkan iklim di beberapa wilayah di dunia mengalami anomali.

Letusan Gunung Tambora terekam dalam "Transactions of the Batavian Society" Vol III 1816 dan "The Asiatic Journal" Vol II, Desember 1816.

Suara letusan yang begitu kencang saat Gunung Tambora meletus terdengar di Sumenep, Madura, pada 10 April 1815 sore hari. 

Menurut catatan sejarah, suara letusan gunung tersebut mengguncang kota bak bunyi meriam yang mengeluarkan tembakan. 

Suara keras disusul atmosfer yang menjadi tebal pada sore keesokan harinya. 

Kondisi ini memaksa warga menghidupkan lilin pada pukul 16.00. 

Tak sampai di situ, perubahan lain yang dirasakan saat letusan Gunung Tambora adalah surutnya air laut pada 11 April 1815 pada pukul 19.00. 

Air deras dari teluk kemudian terjadi yang menyebabkan air sungai naik hingga 4 kaki dan surut dalam waktu 4 menit.

Satu hari setelah Gunung Tambora meletus, kegelapan menyelimuti Gresik, Jawa Timur, pada pukul 09.00. 

Warga yang tinggal di wilayah Kradenan mengaku bahwa teras rumah mereka ditutupi lapisan abu tebal. 

Mereka terpaksa sarapan dengan bantuan cahaya lilin pada pukul 11.00 dan terdengar kicauan burung jelang siang hari. 

Sinar Matahari mulai tampak pada pukul 11.30 dan kondisi semakin terang pukul 05.00, tetapi warga belum bisa menulis atau membaca tanpa bantuan cahaya lilin.

Letusan Gunung Tambora yang disebut sebagai letusan gunung api terbesar dalam sejarah menyebabkan dampak yang tidak main-main. 

Letusan gunung tersebut menyebabkan kelaparan di Eropa dan Amerika. 

Bencana kelaparan disebabkan oleh abu vulkanik yang menyebabkan tahun tanpa musim di dua benua tersebut. 

Tak sampai di situ, dunia juga mengalami pendinginan pasca-letusan Gunung Tambora

Bumi mengalami penurunan suhu sebesar 0,4-0,7 derajat celsius dan kondisi ini menyebabkan kegagalan panen secara global. 

Di sisi lain, tidak ada musim panas pada tahun 1816 yang disusul turunnya salju di Albany, New York, pada bulan Juni. 

Ratusan ribu orang meninggal karena kondisi tersebut. 

Bahkan, sungai es juga terlihat di Pennsylvania pada bulan Juni.

Banyaknya material vulkanik dan jumlah korban tewas membuat letusan Gunung Tambora termasuk letusan gunung berapi terkuat dalam sejarah. 

Akan tetapi, belum banyak yang menyadari bahwa peristiwa tersebut mengilhami penemuan alat transportasi tanpa mesin, yaitu sepeda. 

Perlu diketahui bahwa letusan Gunung Tambora menyebabkan suhu rata-rata di Bumi turun hingga 3 derajat celsius. 

Kondisi seperti itu menyebabkan beberapa wilayah di belahan Bumi utara tidak mengalami musim panas selama satu tahun. 

Akibatnya, banyak binatang ternak mati kelaparan akibat kegagalan panen. 

Salah satu binatang ternak yang mati adalah kuda. 

Matinya banyak kuda membuat manusia merugi karena binatang ini sering dimanfaatkan sebagai sarana transportasi. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment