POPNEWS.ID - Diam-diam China menyiapkan proyek mulia.
Ya, China sedang berupaya membebaskan Bumi dari ancaman benturan dengan asteroid.
China sedang mencari cara baru untuk memerangi ancaman potensi dampak asteroid di Bumi.
Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan China Wu Yanhua baru-baru ini.
Rencana tersebut dijadwalkan untuk pengujian teknologi yang akan dimulai pada akhir rencana lima tahun ke-14 China (2021-2025) atau dalam tahun berikutnya, demikian mengutip China Central Television, Senin (25/4/2022).
Rincian proyek tersebut belum sepenuhnya jelas saat ini, meskipun yang pasti adalah bahwa Chinese National Space Administration (CNSA) sedang mengerjakan sistem peringatan dini berbasis darat dan luar angkasa yang dapat mengamati asteroid yang masuk dan membunyikan alarm jika mereka bisa menimbulkan risiko berdampak pada Bumi.
Selain itu, mereka juga berencana mengembangkan metode untuk mencegah dampak ini terjadi.
Menteri Pertahanan China secara khusus mengatakan bahwa mereka akan 'melakukan tabrakan' untuk membelokkan asteroid yang masuk ini dari orbitnya.
Tabrakan asteroid adalah salah satu bencana alam terburuk yang mungkin terjadi, karena tingkat kehancuran yang dapat ditimbulkannya melebihi tingkat kerusakan lainnya.
Kemungkinan kerusakan yang diakibatkan oleh dampak asteroid bervariasi berdasarkan sejumlah faktor, terutama dari segi ukuran.
NASA menganggap asteroid berdiameter 140 meter atau lebih besar menjadi perhatian utama jika mereka menabrak planet ini.
Menurut penelitian dari Davidson Institute of Science, cabang pendidikan Weizmann Institute of Science Israel, sebuah asteroid dengan diameter lebih dari 140 meter akan melepaskan sejumlah energi setidaknya seribu kali lebih besar daripada yang dilepaskan oleh bom atom pertama jika terkena Bumi.
Sesuatu yang lebih besar, lebih dari 300 meter lebarnya seperti asteroid Apophis, dapat menghancurkan seluruh benua.
Sebuah asteroid dengan lebar lebih dari satu kilometer seperti 138971 (2001 CB21), yang terbang melewati Bumi pada awal Maret lalu, dapat memicu bencana alam di seluruh dunia.
Bahkan asteroid kecil pun berpotensi menyebabkan kerusakan, dan ada banyak yang seperti ini.
Asteroid merupakan salah satu jenis objek paling banyak di Tata Surya.
Saat ini, lebih dari 1.113.000 asteroid diketahui ada di Tata Surya, menurut NASA, tetapi itu hanya yang diidentifikasi secara definitif, dan para ahli selalu menemukan lebih banyak.
Sejumlah proyek telah diusulkan untuk membantu umat manusia menghancurkan asteroid yang datang menuju Bumi.
Terlepas dari apa yang sering diceritakan dalam film fiksi ilmiah, sebagian besar ilmuwan, kecuali beberapa, menyarankan bahwa bom nuklir akan menjadi ide yang buruk.
Satu-satunya proyek yang benar-benar berhasil sejauh ini adalah misi Double Asteroid Redirection Test (DART) Mission, sebuah inisiatif yang dikembangkan oleh NASA dan University of John Hopkins.
Misi DART berusaha meluncurkan roket yang dirancang khusus untuk mengubah jalur asteroid, secara efektif meninju asteroid dengan roket dengan kecepatan yang cukup untuk mengubah arahnya sepersekian persen.
Adapun teknologi yang terlibat termasuk teknik 'penabrak kinetik', yang seharusnya dapat mengubah gerakan asteroid di luar angkasa.
Sebuah pesawat ruang angkasa akan menabrak asteroid dengan kecepatan sekitar 6,6 kilometer per detik, yang akan memaksanya untuk mengubah kecepatan orbitnya.
Sekalipun hanya sepersekian persen, itu sudah cukup untuk diamati dan diukur oleh para astronom.
Misi tersebut diluncurkan November lalu dan dijadwalkan untuk menabrak targetnya, asteroid Dimorphous, pada musim gugur 2022. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS