POPNEWS.ID - Aktivis 98, Budiman Sudjatmiko jadi sorotan usai terang-terangan mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Padahal, sebelumnya, sebagai Aktivis 98, Budiman sangat berseberangan dengan Prabowo Subianto.
Dukungan ini juga membuat Budiman Sudjatmiko dipecat dari PDIP.
Terbaru, Budiman Sudjatmiko membantah tudingan bahwa dia sempat meminta jatah menteri kepada Presiden Jokowi.
Budiman menceritakan, dia seharusnya menjadi Menteri Desa Jokowi pada 2014.
"Saya tidak pernah meminta jatah menteri," kata Budiman Sudjatmiko kepada wartawan, Selasa (22/8/2023).
Budiman lantas menjelaskan terkait dirinya justru seharusnya menjadi Menteri Desa pada 2014.
Namun, dia menyebutkan, karena ada dinamika politik, akhirnya tidak jadi diberikan.
"Pak Jokowi 2014, saat pertama kali lantik kabinet, saya biasanya dipanggil Pak Pratikno, 'Ada supre apa, Pak Pratikno?' 'Mas Budiman, Pak Jokowi, Kementerian Desa itu sebetulnya kementerian untuk sampean.
Nah tetapi ada dinamika politik yang harus diselesaikan kepada yang lain.' 'It's oke nggak ada masalah'," kata Budiman.
Budiman mengatakan hal serupa kembali terjadi lagi pada 2015.
Dia menyebutkan dipanggil lagi oleh Jokowi dan saat itu diberitahu bahwa seharusnya mendapatkan kursi Menteri Desa.
"2015 saya dipanggil ke Istana, Pak Jokowi bilang kita ingin Menteri Desa Mas Budiman, tapi rupanya ada dinamika politik yang lain-lain, oke.
2015 juga saya dipanggil Pak Jokowi di daerah Sumber, Solo, mengatakan itu, akhirnya saya bilang Pak saya berkali-kali dipanggil cuma untuk berbicara saya sebenarnya berniat ingin memberikan Kementerian Desa ke Pak Budiman tapi dinamika politik," ujarnya.
Budiman menyebutkan saat itu justru mengaku kepada Jokowi tidak pandai menjadi menteri.
Dia juga menyampaikan bahwa terkait urusan desa dia bisa menggerakkan desa tanpa harus menjadi menteri.
"'Gini aja pak saya tidak pandai menjadi menteri, lagi pula kalau urusan desa, saya bisa menggerakkan desa tanpa saya harus menjadi menteri', so saya tidak pernah meminta itu, bahkan dulu saya jadi anggota DPR nggak pernah meminta, bahkan 2019 saya pernah bilang ke sekjen saya nggak usah dicalonkan lagi karena saya sudah dua periode di DPR, bahkan saya sudah pamit sejak 2017 sudah bicara setiap kalinya," jelasnya.
Selain soal minta jabatan, Budiman menjawab terkait tudingan bahwa dia punya persoalan terkait utang.
Dia menegaskan tidak pernah memberatkan partai terkait urusan-urusan pribadi.
"No, no, no. Tidak ada, tidak serupiah pun, Saya enggak ada, kalau ada urusan pribadi saya tidak pernah membebani partai.
Bagus juga ada pertanyaanmu, artinya saya ada kesempatan," ujar dia.
Dia juga menegaskan tidak pernah menjadikan uang sebagai motivasi utama.
Dia menyebutkan akan kaya raya jika uang menjadi motivasi utamanya selama ini.
"Usia 26 tahun saya tidak pernah menjadikan uang itu sebagai motivasi utama. Itu satu yang jelas.
Kalau uang jadi motivasi utama, tentu saya sudah kaya raya dengan 10 tahun di DPR. Jadi tidak pernah saya berbicara soal kepentingan yang, finansial, pribadi.
Itu ada tempat lainnya, enggak ada hubungannya dengan politik," tutur dia. (*)