Senin, 23 Desember 2024

Advertorial DPRD Samarinda

Anggota DPRD Samarinda Soroti Penyaluran BLT Sebagai Ganti Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Kamis, 15 September 2022 20:59

Ilustrasi SPBU

POPNEWS.ID - Pemerintah membagikan Bantuan Langsung Tunai atau BLT kepada masyarakat sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi.

Kebijakan penyaluran BLT vs kenaikan harga BBM ini pun menuai beragam tanggapan dari masyarakat.

"Jika bantuan diberikan Rp 600 ribu selama 4 bulan, maka per bulan masyarakat mendapatkan Rp 150 ribu. Ini artinya per hari bantuan hanya Rp 5.000 alias goceng," kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, Rabu (14/9/2022).

Ia menilai bantuan yang diberikan pemerintah jelas terlalu kecil.

"Karena pengeluaran untuk transportasi ditambah harga pangan yang ikut naik tentu lebih dari Rp 5.000 per hari," bebernya

Dia menjelaskan, jika harga BBM naik 30 persen, artinya pengeluaran harian bisa naik setinggi itu rata-rata apalagi di perkotaan.

Selain itu Bansos juga hanya menyasar orang miskin, lantas bagaimana dengan kelas menengah rentan yang belum di-cover oleh bansos.

"Bansos juga hanya menyasar orang miskin, bagaimana dengan kelas menengah rentan yang belum di-cover oleh bansos," kata Sani.

Dia menjelaskan dengan bantuan subsidi upah sebesar Rp 150 ribu/bulan selama 4 bulan kepada buruh, menurut Sani ini hanya "gula-gula saja" untuk meredam protes.

"Tidak mungkin uang Rp 150 ribu/bulan akan menutupi kenaikan harga akibat inflasi yang meroket," kata dia. 

Lebih lanjut, Sani juga mengatakan tak ingin BLT tersebut disalurkan namun tidak tepat sasaran.

“Apakah data penerima di daerah dan di pusat sudah sinkron? Kedua, bagaimana mekanisme masyarakat yang masuk kriteria penerima bansos, tapi tidak dapat? Kemana mereka mengadu dan siapa yang akan membayar?” ucapnya.

Sani menilai pemberian BLT akan menimbulakn persoalan sinkronisasi data penerima di daerah dan di pusat.

“Keberpihakan pemerintah pusat diuji. Apakah mereka betul-betul berpihak pada rakyat atau hanya menjadikan masyarakat menjadi pemikul beban untuk menstabilkan APBN,” pungkasnya. (advertorial)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment