Senin, 25 November 2024

Advertorial DPRD Kaltim 2023

Guru untuk Sekolah Luar Biasa di Kaltim Masih Terbatas, DPRD Kaltim Usulkan Solusi

Selasa, 24 Oktober 2023 13:5

Wakil Ketua DPRD Kaltim, Puji Setyowati/Foto: Politikal.id

POPNEWS.ID - Kebutuhan guru untuk Sekolah Luar Biasa atau SLB di Kaltim masih terbatas.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati.

Menurutnya, program studi (prodi) Pendidikan Luar Biasa sudah seharusnya ada di perguruan tinggi di Kaltim. 

Menurut pengamatannya, dengan terbatasnya guru SLB di Kaltim, maka akan memberi dampak kepada siswa-siswa berkebutuhan khusus.

Dalam hal ini, dia berharap ada pertimbangan dari pemangku kepentingan terkait dan perguruan tinggi untuk membuka Prodi Pendidikan Luar Biasa. 

"Kami harapkan dinas pendidikan bekerja sama dengan universitas negeri untuk membuka jurusan bagi SLB," ujar Puji. 

Hadirnya Prodi Pendidikan Luar Biasa tentu akan menambah peluang untuk hadirnya guru-guru yang berlatar belakang pendidikan luar biasa untuk mengajar. Sehingga, keterbatasan guru SLB bisa diatasi. 

Kendati begitu, dia mengatakan bahwa Komisi IV DPRD Kaltim memang belum ada menyampaikan saran tersebut ke organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Politisi dari Fraksi Demokrat itu berharap, jika prodi Pendidikan Luar Biasa dibuka, maka jumlah guru SLB akan tercukupi. 

"Kami harapkan dengan adanya jurusan khusus itu bisa tercukupi. Untuk sementara kami belum menyarankan kepada dinas. Kami akan mengkaji lebih dulu terkait berapa kebutuhannya," sambung Puji. 

Mengenai terbatasnya guru SLB ini sangat disayangkan Puji jika Pemprov Kaltim tak menaruh perhatian. Padahal, banyak siswa-siswa berkebutuhan khusus yang berprestasi dan punya kemampuan lebih. 

Artinya, untuk mendukung pendidikan luar biasa ini harus dipenuhi semuanya. Agar kegiatan belajar-mengajar (KBM) di SLB berjalan baik. 

Puji juga menegaskan bahwa pendidikan SLB sangat krusial. Menurutnya, anak-anak berkebutuhan khusus yang punya segudang talenta telah menjadi fenomena gunung es. 

"Banyak orangtua yang belum berani dan tidak percaya diri untuk menunjukkan bahwa anaknya perlu stimulus dan pendidikan yang tepat,” tandasnya. 

(Advertorial)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment