Selasa, 30 April 2024

Demi Dapat Perhatian China, Taliban Rela Jaga Situs Budha di Afghanistan, Ada Tambang Tembaga

Senin, 28 Maret 2022 17:55

Ilustrasi Taliban di Afganistan

POPNEWS.ID - Taliban berupaya mengungkit perekonomian Afganistan, usai berhasil melakukan kudeta.

China menjadi salah satu harapan terbesar bagi Taliban untuk membangkitkan lagi perekonomian yang terpuruk akibat sanksi internasional.

Taliban kini berniat melestarikan peninggalan Buddha di tambang tembaga Mes Aynak, setelah pernah mempertimbangkan untuk menghancurkan Buddha Terakota di Afghanistan.

“Melakukan hal itu adalah kunci untuk membuka miliaran investasi China,” kata Hakumullah Mubariz, kepala keamanan Taliban di lokasi tersebut, sambil mengintip ke dalam sisa-sisa biara yang dibangun oleh para biksu Buddha abad pertama.

"Melindungi mereka sangat penting bagi kami dan orang China," katanya dikutip dari AP pada Minggu (27/3/2022).

Sebelumnya, Mubariz memimpin unit tempur Taliban di pegunungan sekitar yang berperang dengan pasukan Afghanistan yang didukung AS.

Ketika pasukan Afghanistan menyerah tahun lalu, anak buahnya bergegas mengamankan lokasi itu.

"Kami tahu itu akan menjadi penting bagi negara," katanya.

Pernyataan itu jauh berbeda dengan aksi dua dekade lalu, ketika kelompok garis keras Taliban pertama kali berkuasa memicu kemarahan dunia dengan meledakkan patung Buddha raksasa di bagian lain negara itu, menyebutnya sebagai simbol pagan yang harus dibersihkan.

Setelah kembali menguasai Afghanistan, Taliban menggantungkan harapan kepada Beijing untuk mengubah tanahnya yang kaya menjadi pendapatan, demi menyelamatkan negara yang kekurangan uang di tengah sanksi internasional yang melumpuhkan.

Ratusan meter di bawah patung-patung Buddha kuno, yang duduk dalam meditasi tenang di gua-gua yang diukir di tebing-tebing berwarna coklat muda di pedesaan Afghanistan, terletak apa yang diyakini sebagai deposit tembaga terbesar di dunia.

Perubahan spektakuler Taliban menggambarkan daya pikat kuat dari sektor pertambangan Afghanistan yang belum dimanfaatkan.

Kekayaan mineral Afghanistan, diperkirakan bernilai 1 triliun dollar AS, dan sudah disorot sebagai kunci untuk masa depan yang seharusnya bisa memakmurkan.

Ironisnya tidak ada yang mampu mengembangkan itu di tengah perang dan kekerasan yang berkelanjutan.

Sekarang, beberapa negara, termasuk Iran, Rusia dan Turki sedang mencari jalan untuk berinvestasi, mengisi kekosongan yang tersisa setelah penarikan pasukan AS yang kacau.

Tapi Beijing adalah yang paling tegas.

Di Mes Aynak, China bisa menjadi kekuatan besar pertama yang mengambil proyek skala besar di Afghanistan yang dikuasai Taliban, dan berpotensi menggambar ulang peta geopolitik Asia.

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment