POPNEWS.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) kini jadi sasaran serang buzzer.
Semua bermula dari aksi BEM UI mengkritik Perppu Cipta Kerja dengan membuat meme Ketua DPR RI Puan Maharani.
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang mengatakan, serangan-serangan berupa ancaman dari buzzer lazim diterima pihaknya setiap kali mengkritisi Pemerintah.
"Kalau ancaman diserang buzzer, diserang orang yang pro dengan Pemerintah dan lain sebagainya saya rasa itu lazim," kata Melki Sedek Huang, saat ditemui, di depan Gedung Parlemen RI, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (26/3/2023).
"Teman-teman BEM UI setiap kali dia kritis, setiap kali dia melantunkan kritik pada Pemerintah, kepada DPR selalu saja ada yang menyerang," sambungnya.
Melki Sedek Huang menjelaskan, serangan-serangan itu, satu di antaranya disampaikan melalui ranah digital.
"Serangan digital, serangan personal, serangan ad hominem," katanya.
Meski demikian, Melki Sedek Huang mengaku, pihaknya tidak memusingkan serangan-serangan yang ditujukan kepada BEM UI.
Menurutnya, berbagai serangan itu hanya bertujuan mengalihkan pihak BEM UI untuk tidak mengkritisi soal Perppu Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja.
"Tapi kami tidak memusingkan," ucapnya.
"Karena bagi kami serangan-serangan Faldo Maldini soal kami dibiayai oleh asing, serangan-serangan PDIP bahwa kami tidak menggunakan budaya ketimuran, sampai PDI memanggil-manggil dan lain sebagainya.
Bagi kami itu adalah serangan-serangan yang sengaja mengalihkan kita dari topik utama tentang kritik terhadap Perppu Cipta Kerja," tega Melki.
Lebih lanjut, Melki meminta kepada seluruh pihak yang tidak sependapat dengan BEM UI agar membalas melalui argumentasi.
"Jadi kami minta kepada seluruh partai politik, pejabat pemerintahan, seluruh elit politik dan seluruh anggota DPR, tolong balas substansi kritik BEM UI dengan substansi. Tolong argumentasi dibalas dengan argumentasi," katanya.
"Jangan dengan caci maki. Jangan dengan serangan yang ad hominem, apalagi mengerahkan buzzer media sosial untuk menyerang orang-orang yang kritis terhadap Pemerintah," ucap Melki.
Sebelumnya, Staf Khusus Sekretaris Negara, Faldo Maldini angkat bicara terkait kritik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai Perppu UU Cipta Kerja yang kini telah diketok menjadi undang-undang.
Faldo mempersilakan BEM UI mengkritik. Ia hanya mengingatkan bahwa Perppu Cipta Kerja yang kini telah menjadi undang-undang tersebut telah sesuai prosedur.
“BEM UI itu mahasiswa pintar, pikirannya suka berbeda. Ya silakan saja, menilai seperti itu. Faktanya, semua sudah diselenggarakan sesuai dengan prinsip dan prosedur,” katanya Kamis, (23/3/2023).
Hanya saja menurut Faldo, BEM UI terkadang naif. Banyak kepentingan yang memanfaatkan perjuangan mereka. Hal itu tampak dari narasi kritik yang dilontarkan.
“Narasinya mirip kayak LSM yang didanai asing, juga kelompok antipemerintah yang dari awal asal bukan Jokowi, biar laku dagangannya di 2024 nanti,” kata Faldo. (*)