POPNEWS.ID – Ketegangan geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina terus berimbas pada dunia olahraga, khususnya sepak bola internasional. Hingga kini, tercatat sembilan negara secara resmi menolak bertanding melawan Rusia dalam ajang resmi yang berada di bawah naungan UEFA maupun FIFA.
Sejak Februari 2022, Rusia telah dilarang mengikuti turnamen resmi FIFA dan UEFA sebagai konsekuensi invasi mereka ke Ukraina. Namun, tim nasional Rusia tetap aktif menggelar pertandingan persahabatan dengan berbagai negara dari enam benua. Belarus menjadi satu-satunya negara Eropa yang masih mau menghadapi mereka, sementara tim Rusia juga sempat melawan Yordania dan Qatar dalam laga persahabatan.
Sementara itu, tim putri Rusia juga tetap berkompetisi, termasuk meraih kemenangan 3-0 atas Serbia pada Juli lalu. Namun, di panggung internasional resmi, isolasi Rusia masih sangat terasa.
Tidak lama setelah invasi, sembilan negara mengumumkan sikap tegas mereka untuk tidak bermain melawan Rusia dalam jangka waktu yang belum ditentukan. Kesembilan negara tersebut adalah:
Inggris
Skotlandia
Irlandia Utara
Republik Irlandia
Republik Ceko
Swedia
Polandia
Amerika Serikat
Wales
Keputusan ini merupakan bentuk solidaritas terhadap Ukraina sekaligus penolakan terhadap agresi Rusia.
Federasi sepak bola di masing-masing negara menegaskan alasan mereka.
FA Inggris
“Kami tidak akan bermain melawan Rusia dalam pertandingan internasional apa pun, baik di level senior, kelompok usia, maupun sepak bola para. Ini adalah bentuk solidaritas dengan Ukraina.”
Federasi Sepak Bola AS
“Kami tidak akan menodai sepak bola global atau mempermalukan Ukraina dengan berada di lapangan yang sama dengan Rusia hingga kebebasan dan perdamaian dipulihkan.”
Asosiasi Sepak Bola Swedia
“Invasi ilegal dan tidak adil ke Ukraina membuat semua pertukaran sepak bola dengan Rusia mustahil dilakukan. Kami tidak akan menghadapi Rusia dalam pertandingan apa pun.”
Penolakan ini mendapat dukungan politik di masing-masing negara. Misalnya, Wales mendapat dukungan penuh dari Menteri Pertama saat itu, Mark Drakeford. Dukungan publik juga menguatkan langkah federasi sepak bola agar tetap konsisten menolak Rusia.
Dengan sikap tegas sembilan negara ini, jalan Rusia untuk kembali ke kompetisi resmi internasional semakin terjal. Meski masih bisa memainkan laga persahabatan, isolasi dari UEFA dan FIFA membuat Rusia kehilangan kesempatan tampil di ajang besar, termasuk kualifikasi Piala Dunia maupun Kejuaraan Eropa.
Kondisi ini menegaskan bahwa sepak bola tak bisa lepas dari politik global. Bagi banyak negara, boikot terhadap Rusia bukan hanya soal olahraga, melainkan juga bentuk tekanan diplomatik demi solidaritas terhadap Ukraina.
(Redaksi)