POPNEWS.ID – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober 2025, pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperkuat sistem pertahanan nasional melalui gelombang besar modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) yang akan dimulai pada 2026.
Pemerintah mengalokasikan anggaran pertahanan sebesar Rp335,2 triliun dalam RAPBN 2026, naik signifikan dari outlook 2025 sebesar Rp247,5 triliun.
Kenaikan ini disebut sebagai langkah nyata dalam memperkuat postur TNI di tengah dinamika keamanan kawasan dan global.
Tema HUT TNI tahun ini, “TNI Prima – TNI Rakyat – Indonesia Maju”, menjadi cerminan dari visi TNI yang profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif, sekaligus menegaskan bahwa kekuatan sejati TNI bersumber dari rakyat.
Sejumlah alutsista strategis akan tiba mulai akhir 2025 hingga 2026. Di antaranya:
1. Jet Tempur Rafale (Prancis)
2. Airbus A-400M
3. Drone Tempur Anka (Turki)
4. T-50i Golden Eagle (Korea Selatan)
5. KRI Prabu Siliwangi (321)
Peningkatan anggaran dan pengadaan alutsista ini sejalan dengan prioritas kebijakan belanja negara 2026, khususnya dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kekuatan pertahanan harus mampu memberikan efek tangkal (deterrence) terhadap segala potensi ancaman terhadap kedaulatan negara.
“Indonesia harus kuat. Kita tidak ingin perang, tapi kita juga tidak boleh lemah. Kekuatan militer yang modern dan profesional adalah kunci menjaga perdamaian dan kedaulatan bangsa,” ujar Presiden Prabowo dalam pernyataan resmi.
Selain penguatan militer, proyek-proyek seperti UAV Anka menandai arah strategis menuju kemandirian industri pertahanan nasional.
Keterlibatan PT Dirgantara Indonesia dalam produksi drone menjadi simbol transfer teknologi yang akan mendukung pengembangan produk lokal seperti UAV Elang Hitam. (*)