Nasional

Luna Maya & Nana Mirdad Suarakan Kesedihan Atas Banjir Bali 2025

POPNEWS.ID – Bali tengah berduka setelah banjir besar melanda sejumlah wilayah sejak Rabu (10/9/2025). Curah hujan ekstrem yang mengguyur Pulau Dewata selama berjam-jam membuat akses jalan lumpuh, infrastruktur rusak, dan bahkan menelan korban jiwa. Bencana ini juga menuai reaksi keras dari publik, termasuk aktris asal Bali, Luna Maya.




Melalui akun Instagram pribadinya, @lunamaya, aktris berusia 42 tahun itu meluapkan keprihatinannya sekaligus melayangkan kritik pedas terhadap pemerintah daerah.

“Pray for Bali,” tulis Luna di Instagram Story, Kamis (11/9/2025).

Ia menilai bahwa banjir yang terjadi bukan sekadar akibat curah hujan tinggi, tetapi juga karena pembangunan yang tak terkendali dan eksploitasi alam.

“Please stop eksploitasi Bali. Ini dampak dari tidak berhentinya pembangunan dan juga infrastruktur yang berantakan,” tegas Luna.

Bintang film Suzzanna: Bernapas dalam Kubur itu juga mengingatkan pejabat daerah agar tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi turut memikirkan kesejahteraan masyarakat lokal.

“Semoga ini menjadi pengingat para pejabat daerah, khususnya Bali, untuk tidak hanya mementingkan keuntungan saja,” ujarnya.

Selain Luna Maya, artis lain yang juga bersuara adalah Nana Mirdad, yang sudah lama menetap di Bali. Lewat unggahan Instagram Story, Nana mengungkapkan kesedihannya melihat kondisi Bali yang lumpuh akibat banjir.

“Sedih banget dengar kondisi Bali yang lumpuh di mana-mana akibat banjir,” tulisnya.

Ia bercerita bahwa rumahnya berada di tepi sungai dan sebagian tembok jebol akibat derasnya arus air.

“Rumah aku enggak apa-apa, air sungai naik tapi enggak sampai ke rumahku. Cuma memang tembok aku ada yang jebol karena air sungainya,” curhat istri aktor Andrew White itu.

Yang lebih memilukan, kuburan anjing kesayangannya, Kodi, ikut hanyut terbawa banjir.

“Aku juga sedih banget sampai sempat mewek tadi pagi karena salah satu tembok yang jebol adalah tempat di mana kita kubur Kodi. Dan sekarang Kodi sudah lenyap dibawa air juga,” ungkapnya dengan nada pilu.

Banjir kali ini melanda beberapa daerah utama seperti Denpasar, Badung, dan Gianyar. Sejumlah ruas jalan utama terendam, membuat mobilitas warga terganggu. Infrastruktur, termasuk jembatan dan saluran air, dilaporkan rusak di berbagai titik. Bahkan, beberapa warga dilaporkan meninggal dunia setelah terseret arus.

Bencana ini menambah sorotan terhadap pengelolaan lingkungan dan tata ruang Bali yang selama ini dinilai terlalu menitikberatkan pada pembangunan pariwisata tanpa memperhatikan daya dukung alam.

Hingga kini, pemerintah daerah masih berupaya menangani dampak banjir. Namun, kritik publik semakin menguat, menuntut adanya evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pembangunan di Bali agar tragedi serupa tidak kembali terulang.

(Redaksi)

Show More
Back to top button