
POPNEWS.ID – Artis Kirana Larasati membesarkan anak sekaligus memastikan kebutuhan hidup terpenuhi sejak bercerai dari Tama Gandjar pada 2017 lalu.
Ia sadar benar bahwa keputusannya untuk menjadi ibu tunggal berarti juga siap memikul peran ganda sebagai ibu dan sebagai pencari nafkah utama.
“Karena anak sudah terbiasa aku tinggal untuk bekerja. Dulu waktu dia masih bayi, dia sudah terbiasa bahwa, ‘Bubu pergi dulu ya syuting,’” ujar Kirana Larasati, Jumat (7/11/2025).
Rutinitas Kirana yang kerap berpindah lokasi syuting membuat sang anak bernama Kyo sejak kecil sudah memahami bahwa kepergian sang ibu bukanlah bentuk jarak emosional, melainkan wujud tanggung jawab dan cinta yang berbeda bentuknya.
Kebiasaan itu menjadi fondasi kuat bagi Kyo untuk tumbuh menjadi anak yang pengertian dan mandiri.
Meski demikian, Kirana tidak menampik bahwa rasa rindu tetap sering menghampiri.
Ia bercerita, setiap kali harus meninggalkan rumah untuk bekerja, selalu ada momen kecil yang membuat hatinya tersentuh.
“Kangen tahu, dia tuh suka tanya, ‘Kapan pulang?’ Tapi ya begitu, anaknya cuek aja. Namanya juga cowok, ya,” ucapnya sambil tersenyum.
Di balik ketangguhannya menjalani peran sebagai ibu tunggal, Kirana tidak menampik bahwa dirinya sangat terbantu oleh dukungan luar biasa dari sang ibunda.
Menurutnya, tanpa peran sang ibu, mungkin ia tak akan bisa menjalani kesehariannya seimbang seperti sekarang.
“Aku tuh bersyukur, bersyukur banget, beruntung sekali punya orang tua seperti ibuku. Beliau mengerti bahwa aku ini bukan cuma seorang ibu, tapi juga seorang perempuan yang punya banyak mimpi,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Sang ibu tak hanya membantu menjaga Kyo ketika Kirana harus bekerja, tetapi juga memahami kebutuhan putrinya untuk sesekali beristirahat dan mengisi kembali energinya.
Bagi Kirana, dukungan emosional semacam ini tidak ternilai harganya.
“Beliau tuh ngerti gitu, kalau aku lagi stres dan aku bilang, ‘Aku mau diving ya.’ Jawaban beliau selalu, ‘Pergi, sana pergi. Gak usah khawatir, Kyo aman sama Bunda,’” katanya dengan nada haru.
Kirana mengaku, sikap sang ibu yang memberi ruang untuk dirinya tetap mengejar hal-hal yang disukai membuatnya lebih kuat dan bahagia.
Ia merasa beruntung memiliki keluarga yang tidak hanya mendukung dari sisi praktis, tapi juga memahami sisi emosionalnya sebagai perempuan.
Selain aktif di dunia hiburan, Kirana juga terjun ke dunia politik.
Ia dikenal sebagai sosok yang vokal memperjuangkan hak perempuan dan anak.
Namun, di balik jadwalnya yang padat, Kirana selalu berusaha memastikan dirinya tetap hadir secara emosional bagi sang anak.
“Kadang orang pikir, kalau ibu sibuk itu berarti kurang dekat sama anak. Padahal enggak. Aku percaya kedekatan itu bukan cuma soal waktu, tapi kualitas hubungan,” jelasnya.
Menurutnya, menjadi ibu tunggal bukan berarti harus mengorbankan mimpi pribadi.
Justru, dengan menunjukkan kerja keras dan kemandirian, ia ingin memberi teladan bagi Kyo tentang arti tanggung jawab dan keteguhan hati.
“Aku pengin Kyo lihat bahwa ibunya bisa berdiri di kakinya sendiri, berjuang tanpa mengeluh, tapi tetap bahagia. Supaya dia tahu bahwa hidup itu bisa dijalani dengan semangat dan cinta,” tuturnya.
Meski tumbuh dalam keluarga kecil tanpa sosok ayah, Kyo disebut Kirana sebagai anak yang penyayang dan pengertian.
Ia memahami kesibukan sang ibu tanpa pernah mengeluh. Kirana mengaku, kuncinya ada pada komunikasi terbuka sejak dini.
“Dari kecil aku sudah terbiasa ngomong sama Kyo dengan jujur. Kalau aku harus kerja, aku bilang kerja untuk apa, buat siapa. Jadi dia tahu alasan di balik setiap kepergian aku,” ungkapnya.
Baginya, kejujuran adalah bentuk cinta yang paling nyata. Dengan begitu, anak bisa tumbuh dengan rasa percaya dan empati yang kuat.
Di akhir perbincangan, Kirana menyampaikan pesan bagi para ibu tunggal yang mungkin sedang merasa lelah menjalani peran ganda. Ia menegaskan, tidak ada yang salah dengan mengambil waktu untuk diri sendiri.
“Kita ini perempuan, bukan robot. Kadang capek, kadang pengin istirahat, itu manusiawi. Jangan merasa bersalah kalau mau bahagia. Karena ibu yang bahagia akan punya anak yang bahagia juga,” katanya bijak.
Kirana Larasati menjadi contoh nyata bahwa peran ibu tunggal tidak selalu identik dengan kesulitan dan kesedihan.
Dengan dukungan keluarga, komunikasi yang baik, dan semangat untuk terus bermimpi, semua tantangan bisa dihadapi dengan kepala tegak dan hati penuh cinta. (*)