
POPNEWS.ID – Isu perceraian antara penyanyi Raisa Andriana dan aktor Hamish Daud masih menjadi sorotan publik.
Setelah kabar perpisahan mereka merebak di berbagai platform media sosial, kini muncul babak baru yang memicu perdebatan panjang, yakni komentar body shaming terhadap Raisa yang dianggap tidak pantas oleh banyak warganet.
Kontroversi bermula dari sebuah unggahan di platform X (Twitter) oleh seorang pengguna yang menilai penampilan Raisa kini “seperti emak-emak komplek.”
Ungkapan itu sontak memancing reaksi keras ribuan pengguna lain yang menilai komentar tersebut sebagai bentuk pelecehan verbal terhadap perempuan, terutama ibu yang telah melalui proses melahirkan.
Unggahan itu cepat menyebar dan menjadi bahan perbincangan.
Banyak pengguna media sosial menilai bahwa komentar semacam itu tidak hanya merendahkan Raisa, tetapi juga merepresentasikan pandangan patriarkal yang masih mengakar kuat di masyarakat, di mana perempuan sering dinilai dari fisiknya, bukan dari perjuangan dan pencapaiannya.
“Memang sudut pandang cowok sama cewek ketika melihat sesuatu itu pasti beda, sih. Tapi please banget, aku nggak suka kalau harus bawa-bawa fisik gini. Karena pada dasarnya manusia diciptakan sesempurna mungkin sama Tuhan,” tulis pengguna X dengan nama @bacabukumulu.
Sementara itu, akun @mimibayi menyoroti sisi lain kehidupan Raisa sebagai seorang ibu dan pekerja.
“Dia badannya berubah karena udah pernah melahirkan. Terus dia juga ngurus rumah sendiri tanpa ART. Jadi mungkin waktunya udah habis ke keluarga dan karier, jadi nggak ada waktu untuk dirinya sendiri. Sekelas public figure masih bisa berkarya itu udah keren banget,” tulisnya.
Komentar-komentar seperti ini kemudian membanjiri lini masa, sebagian besar menunjukkan empati dan solidaritas terhadap Raisa.
Banyak yang menilai bahwa kasus ini membuka kembali diskusi penting soal standar kecantikan dan tekanan terhadap perempuan, terutama mereka yang telah menikah dan memiliki anak.
Tidak sedikit warganet yang menekankan bahwa perubahan fisik adalah proses alami, bukan kekurangan yang layak diejek.
Pengguna X lainnya, @maunyasihhappy, menulis, “Lucu ya, kenapa setiap ada kasus perselingkuhan yang disorot malah fisik orang lain? Padahal yang selingkuh bukan karena pasangannya kurang cantik, tapi karena dirinya aja yang nggak bisa jaga komitmen. Nikah itu janji di hadapan Tuhan, bukan lomba siapa paling menarik.”
Kritik yang lebih tajam datang dari @nanas14z, yang menegaskan bahwa tidak ada kondisi apa pun yang bisa membenarkan perselingkuhan.
“Mau cantik pakai make up, cantik nggak pakai make up, badan cakep, badan kayak emak-emak komplek, penyanyi, tukang cilor — nggak ada yang pantas diselingkuhi. Mau bentukan selingkuhannya kayak dewi Yunani juga, kastanya tetap paling rendah karena cuma jadi selingkuhan,” tulisnya pedas.
Selain itu, @kelulistarlight menyoroti ketimpangan dalam membandingkan perempuan yang telah melahirkan dengan mereka yang belum.
“Bang, yang namanya selingkuh itu nggak ada alasannya. Jangan dikit-dikit bawa fisik. Dia berubah juga karena ngelahirin anak dan itu normal. Lu nge-compare cewek yang ngelahirin satu anak sama yang belum, nggak fair dong.”
Sementara akun @yourrmajesty_ mengingatkan publik akan perjuangan fisik dan emosional seorang ibu.
“Bang, lu sadar nggak kenapa banyak banget yang sakit hati sama pernyataan lu? Karena lu rendahin fisik orang yang udah melahirkan. Padahal mereka juga nggak pengen gitu. Udah kepayahan mengandung, taruhan nyawa, dihadapi kenyataan badannya berubah dan nggak bisa balik kayak dulu. Bayangin.”
Gelombang pembelaan terhadap Raisa di media sosial menunjukkan meningkatnya kesadaran publik tentang pentingnya empati terhadap perempuan dan ibu.
Banyak yang menganggap bahwa komentar-komentar negatif tentang fisik hanyalah cerminan dari standar sosial yang tidak sehat.
Meski hingga kini baik Raisa maupun Hamish belum memberikan pernyataan resmi terkait rumor perceraian dan isu yang beredar, dukungan untuk pelantun lagu Serba Salah itu terus mengalir.
Netizen memuji Raisa karena tetap tampil profesional di tengah badai gosip, terutama ketika masih aktif manggung dan menghadiri acara publik.
Peristiwa ini sekali lagi menunjukkan bagaimana media sosial bisa menjadi arena perdebatan sosial dan moral.
Komentar yang tampak sepele bisa dengan cepat memantik diskusi luas tentang nilai, etika, dan empati.
Banyak pengguna X dan platform lain menyerukan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam berkomentar, terutama ketika membahas kehidupan pribadi figur publik. (*)