POPNEWS.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melibatkan 26 Puskesmas sebagai garda terdepan dalam memastikan keamanan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah ini ditempuh setelah kasus keracunan makanan di sejumlah daerah memicu perhatian serius.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda memperketat pengawasan program MBG dengan membentuk Satgas khusus di setiap Puskesmas. Satgas ini bertugas mengawasi seluruh tahapan penyelenggaraan, mulai dari proses memasak hingga penyajian makanan kepada peserta didik.
Kepala Dinkes Samarinda, dr. Ismed Kusasih, mengatakan sistem pengawasan berlapis diperlukan agar standar gizi dan keamanan makanan benar-benar terpenuhi.
“Kami sudah siapkan Satgas di 26 Puskesmas. Artinya, dari proses memasak hingga penyajian, semua ada yang memantau. Jika terjadi sesuatu, mekanisme penanganannya juga sudah jelas,” ujar Ismed, Senin (29/9/2025).
Selain membentuk Satgas, Dinkes juga mewajibkan setiap Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) untuk memiliki sertifikat resmi sebagai syarat mutlak menjalankan program MBG. Sertifikasi ini akan diproses secara bertahap agar seluruh penyelenggara dapat memenuhi standar keamanan.
Ismed menambahkan, Dinkes juga menyiapkan pendampingan intensif berupa pembinaan dan audiensi bersama tenaga ahli gizi. Fokusnya tidak hanya pada keamanan makanan, tetapi juga pada porsi, nilai gizi, hingga tata cara pengolahan.
“Pengawasan ini tidak bisa dilakukan sepihak. Harus duduk bersama dengan tenaga ahli, terutama soal gizi dan pengolahan makanan semua akan dibimbing supaya standar keamanan benar-benar terpenuhi,” jelasnya.
(Redaksi)
