
POPNEWS.ID – Pembangunan Teras Samarinda Tahap II kembali memasuki fase krusial pada awal Desember 2025. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mempercepat seluruh tahapan pekerjaan untuk memastikan proyek ruang publik di tepian Sungai Mahakam itu selesai sesuai target.
Namun, peninjauan lapangan yang dipimpin Wali Kota Samarinda Andi Harun pada Jumat sore (5/12/2025) membuka fakta bahwa salah satu segmen utama masih jauh dari tuntas dan dipastikan melewati batas waktu pengerjaan.
Andi Harun Temukan Segmen Bermasalah Saat Inspeksi
Dalam kunjungan yang dilakukan dengan berjalan kaki menyusuri seluruh zona konstruksi, Andi Harun bersama Wakil Wali Kota Saefuddin Zuhri memeriksa satu per satu bagian proyek. Mereka memastikan bahwa fisik bangunan, struktur penyangga, dan elemen estetika berjalan sebagaimana perencanaan awal.
Namun, saat tiba di area barat pembangunan, Andi Harun langsung menyoroti kondisi segmen empat yang tidak menunjukkan progres signifikan. Ia menegaskan bahwa keterlambatan tersebut tidak bisa ditoleransi karena kontrak kerja sudah mengatur sanksi tegas apabila pekerjaan melewati batas waktu.
“Apapun sebab keterlambatannya, tetap harus kita jalankan ketentuan hukum. Kalau terlambat, ya denda,” tegasnya dalam peninjauan itu.
Segmen Empat Tersendat karena Lelang Ulang
Proyek Teras Samarinda Tahap II terbagi menjadi empat segmen besar. Tiga segmen awal yang berada di bagian timur, tengah, dan sebagian barat, menunjukkan progres positif dan diyakini bisa rampung pada Desember 2025. Pekerjaan finishing seperti pengecatan, pemasangan lantai, hingga perapian elemen fasilitas umum sudah tampak mendekati final.
Berbeda jauh dengan itu, segmen empat mengalami hambatan paling berat. Andi Harun mengungkap bahwa pekerjaan di segmen tersebut tertunda akibat lelang ulang yang memakan durasi cukup panjang. Proses itu otomatis menggerus waktu pengerjaan, sementara volume pekerjaan tidak berubah.
“Keterlambatan pekerjaan ini terutama karena lelang ulang. Tapi apa pun sebabnya, konsekuensi hukumnya jelas,” tambahnya.
Dalam mekanisme pengadaan pemerintah, lelang ulang terpaksa dilakukan jika penyedia sebelumnya tidak memenuhi standar teknis maupun administratif. Dampaknya, jadwal yang sudah dirancang otomatis mundur dan kontraktor baru harus mengejar keterbatasan waktu.
Beban Teknis Segmen Empat Lebih Rumit dari Segmen Lain
Selain tersendat secara administratif, segmen empat juga memiliki tingkat kesulitan teknis lebih tinggi. Pada area barat inilah seluruh sistem drainase baru dibangun dan disambungkan dengan saluran lama agar air dapat mengalir langsung menuju Sungai Mahakam.
Menurut Andi Harun, pemasangan drainase di bagian ini menggunakan material pre-cast dari Balikpapan dan membutuhkan penyambungan sangat presisi. Kesalahan kecil bisa berdampak pada buruknya aliran air di masa mendatang.
“Pemasangan drainase menggunakan material pre-cast dari Balikpapan. Itu harus disambungkan dengan drainase lama sekaligus membuat saluran pembuangan baru ke Mahakam. Secara teknis lebih rumit,” ujarnya.
Faktor teknis ini membuat pengerjaan tidak bisa dilakukan terburu-buru. Ketelitian dalam penyambungan menjadi kunci agar kawasan publik tidak mengalami genangan saat hujan lebat.
Progres Capai 86 Persen, tapi Temuan Minor Tetap Ditindak
Meski satu segmen mengalami kemunduran, Pemerintah Kota tetap melaporkan bahwa keseluruhan proyek telah mencapai 86 persen. Posisi ini membuat Pemkot semakin percaya diri bahwa pengerjaan bisa diselesaikan sebelum memasuki triwulan pertama tahun 2026.
Selama inspeksi, Andi Harun tetap menemukan sejumlah catatan kecil di beberapa titik. Ia melihat kelandaian under-seat yang tidak sesuai sehingga berpotensi menahan air. Selain itu, ia juga menyoroti pengecatan yang belum merata dan pemasangan besi yang dinilai masih longgar.
“Secara umum pekerjaan sudah bagus, tapi beberapa titik minor harus segera diperbaiki. Tidak boleh dibiarkan,” katanya.
Temuan kecil ini tetap harus segera dibenahi agar tidak menurunkan kualitas kenyamanan masyarakat ketika area publik tersebut resmi dibuka.
Belum Bisa Dibuka Saat Tahun Baru
Menjawab pertanyaan masyarakat terkait kemungkinan pemanfaatan area baru saat malam tahun baru, Andi Harun memastikan Teras Samarinda Tahap II belum dapat digunakan. Proyek masih berada pada masa pemeliharaan dan memerlukan uji coba teknis sebelum dibuka untuk umum.
“Kita masih harus uji coba dulu, karena masih masuk masa pemeliharaan,” jelasnya.
Uji coba ini mencakup pengecekan kualitas konstruksi, kelancaran aliran air pada sistem drainase baru, serta pemeriksaan keamanan fasilitas publik.
Proyek Lanjutan untuk Wajah Baru Kota Tepian
Teras Samarinda Tahap II merupakan kelanjutan dari Tahap I yang kini menjadi salah satu lokasi favorit masyarakat untuk rekreasi. Pada tahap kedua ini, pemerintah memperluas ruang publik hingga lebih jauh ke arah barat dan menghubungkannya dengan kawasan UMKM serta jalur pedestrian tepi sungai.
Andi Harun menegaskan bahwa Pemkot Samarinda akan memberikan update berkala agar masyarakat mengetahui perkembangan proyek secara transparan.
“Teras Samarinda adalah investasi jangka panjang untuk kenyamanan warga,” tutupnya.
Ia berharap wajah Kota Tepian semakin layak disebut kota sungai modern yang ramah bagi pejalan kaki, nyaman untuk rekreasi, dan mendukung aktivitas warga setiap hari.
(Redaksi)
