
POPNEWS.ID – Kabar meninggalnya Gary Iskak pada 29 November 2025 akibat kecelakaan tunggal saat mengendarai motor meninggalkan duka mendalam bagi dunia perfilman Indonesia.
Di tengah kehilangan itu, perjalanan Gary dalam proyek film Lastri: Arwah Kembang Desa kembali menjadi sorotan karena film tersebut menjadi karya terakhirnya sebelum tutup usia. Para pemain dan kru yang terlibat membagikan kisah emosional di balik proses syuting, yang berlangsung pada Juli hingga Agustus 2025.
Proses Syuting Berjalan Intens, Gary Tunjukkan Totalitas
Produksi film yang melibatkan Joe Richard, Audy Bella, Hana Saraswati, dan Yama Carlos itu menghasilkan banyak kenangan yang kini terasa semakin berharga. Joe Richard, produser Abelle Pictures sekaligus aktor yang terlibat, menegaskan bahwa Gary hadir dengan dedikasi penuh sejak hari pertama di lokasi.
“Di depan saya dan Hana, Bang Gary bilang sudah 10 tahun vakum. Tapi di sini totalitasnya terpampang nyata,” ujar Joe pada Jumat (5/12/2025).
Ia menggambarkan bagaimana Gary aktif membahas detail karakter, membimbing lawan main, dan tetap bekerja dalam kondisi tidak sepenuhnya sehat.
“Gak mudah menahan sakit, tapi dia tetap bekerja dan sangat kenal betul karakter yang sedang diperankan.”
Profesionalisme Tetap Terjaga Meski Kondisi Fisik Melemah
Hana Saraswati, pemeran tokoh Lastri, juga mengenang sikap profesional Gary di lokasi syuting. Hana menceritakan bahwa kondisi fisik Gary sempat menurun karena masalah liver, namun ia terus menjalankan peran tanpa mengurangi kualitas akting.
“Profesionalisme Mas Gary luar biasa. Kadang cuma mengeluh, ‘Aduh perutku gede banget sakit’, tapi selalu action dengan baik di set,” kata Hana. I
a menambahkan bahwa Gary selalu membuat suasana kerja lebih hangat berkat sifatnya yang ceria dan suka merangkul junior.
Sosok Ceria dan Penopang Teman Bermain
Audy Bella, yang bersahabat dekat dengan Gary, mengaku sangat kehilangan. Ia menilai Gary berperan besar dalam pengembangan aktingnya saat membawakan karakter Atmi.
“Dia ceria, suka ngejailin, latah, tapi di balik itu dia tulus, ngemong, dan suka berkorban,” ungkap Audy. Ia merasa Gary selalu hadir sebagai pendukung yang membuatnya lebih percaya diri mendalami karakter.
Yama Carlos Kenang Chemistry dan Persahabatan Sejak 2005
Yama Carlos juga menceritakan kembali kehangatan yang ia rasakan ketika akhirnya kembali berada dalam satu proyek dengan Gary setelah bertahun-tahun.
“Karakter kami saling menguatkan, dan itu memotivasi saya memberikan yang terbaik,” ujar Yama. Ia menyebut kebiasaan bercanda mereka kerap mencairkan suasana, meskipun adegan yang mereka jalani membutuhkan keseriusan.
Menurut Yama, Gary memegang peran sentral dalam film dan memperlihatkan kualitas terbaiknya. “Apa yang Gary lakukan di film ini adalah persembahan terbaiknya,” imbuhnya.
Jejak Terakhir Sang Aktor di Industri Perfilman
Lastri: Arwah Kembang Desa kini menjadi karya penutup Gary Iskak di dunia seni peran.
Film yang dibintangi tokoh-tokoh senior dan junior ini tidak hanya merekam kemampuan akting Gary, tetapi juga menggambarkan semangat dan kecintaannya pada dunia film hingga akhir hayat.
Bagi rekan-rekannya, film ini bukan sekadar proyek, tetapi sebuah ruang di mana mereka merasakan kembali energi seorang Gary Iskak yang selalu hadir dengan ketulusan, kerja keras, dan kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarnya
(Redaksi)