Hiburan

Ingin Beri Efek Jera bagi Figur Publik, Lita Gading Tegas Tolak Damai dengan Ahmad Dhani

POPNEWS.ID – Perseteruan hukum antara psikolog Lita Gading dan musisi Ahmad Dhani kian memanas.



Lita Gading dengan tegas menyatakan tidak akan membuka peluang damai dengan pentolan Dewa 19 itu.

Ia menilai langkah hukum yang ditempuhnya bukan sekadar untuk membela diri, melainkan juga sebagai upaya memberikan efek jera kepada siapa pun yang dengan mudah merendahkan profesi orang lain, terutama di ruang publik.

“Oh no. Saya tidak akan membuka pintu damai,” tegas Lita Gading, Jumat (31/10/2025).

Menurutnya, kasus ini harus menjadi pelajaran berharga, khususnya bagi figur publik yang memiliki pengaruh besar di masyarakat, agar lebih berhati-hati dalam berucap dan bersikap.

“Ini supaya menjadi efek jera buat orang-orang yang mengaku dirinya pejabat publik. Jangan merasa berkuasa lalu bisa seenaknya merendahkan profesi orang lain,” ujarnya menambahkan.

Lita menegaskan bahwa langkahnya bukan bentuk dendam pribadi terhadap Ahmad Dhani.

Sebaliknya, ia ingin kasus ini menjadi contoh bagi publik agar tidak ada lagi yang semena-mena dalam berbicara di depan umum.

Ia menilai, di era digital seperti sekarang, ucapan seseorang, terutama tokoh publik, bisa dengan cepat menyebar dan berdampak luas.

“Kasus ini bukan hanya tentang saya dan Ahmad Dhani. Ini tentang bagaimana kita menghormati profesi orang lain. Jangan mentang-mentang punya nama besar lalu bisa bicara sesuka hati tanpa memikirkan dampaknya,” kata Lita.

Lebih jauh, Lita mengingatkan bahwa seorang figur publik seharusnya memiliki kedewasaan dalam menyikapi kritik. 

Ia menilai, Ahmad Dhani yang kini juga dikenal sebagai pejabat publik seharusnya bersikap legawa terhadap masukan dari masyarakat.

“Kalau ngakunya pejabat publik, jangan antikritik. Harusnya dia bisa menerima kritik dengan terbuka karena itu bagian dari tanggung jawabnya sebagai tokoh publik,” ujar Lita.

Lita Gading diketahui melaporkan balik Ahmad Dhani ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik.

Ia datang bersama kuasa hukumnya untuk menjalani pemeriksaan saksi terkait laporannya tersebut.

Meski enggan membeberkan detail pasal yang digunakan, Lita menegaskan bahwa semua proses hukum diserahkan kepada pihak kepolisian.

“Kami percaya pihak kepolisian akan bekerja secara profesional dan objektif. Saya tidak ingin memperkeruh suasana, tapi saya juga tidak akan tinggal diam ketika profesi saya dihina,” tegasnya.

Sementara itu, Ahmad Dhani diketahui lebih dulu melaporkan Lita Gading pada 10 Juli 2025 atas dugaan perundungan terhadap anaknya, SA, serta pencemaran nama baik.

Laporan tersebut telah teregister dengan nomor LP/4759/VII/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA.

Dhani menilai pernyataan Lita di sebuah tayangan media dianggap merugikan nama baik keluarganya, khususnya anaknya yang saat itu menjadi sorotan publik.

Menanggapi laporan tersebut, Lita menilai apa yang dilakukannya adalah bentuk analisis psikologis yang disampaikan secara profesional, bukan serangan pribadi.

“Saya berbicara berdasarkan kapasitas saya sebagai psikolog. Tidak ada niat menyinggung atau merugikan siapa pun,” ujarnya dalam kesempatan terpisah.

Kuasa hukum Lita Gading, yang mendampinginya dalam pemeriksaan di Polda Metro Jaya, menegaskan bahwa laporan balik ini merupakan hak kliennya untuk membela kehormatan profesinya.

Pihaknya berharap proses hukum bisa berjalan transparan dan adil, tanpa intervensi dari pihak mana pun.

“Kami tidak mencari sensasi atau popularitas. Ini murni soal kehormatan profesi dan hak seseorang untuk tidak direndahkan secara publik,” ujar sang kuasa hukum.

Pihak kepolisian hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi mengenai perkembangan terbaru dari kedua laporan tersebut.

Namun, sumber internal menyebutkan bahwa penyidik tengah mendalami bukti-bukti dari kedua belah pihak, termasuk rekaman video dan tangkapan layar percakapan di media sosial yang diduga menjadi pemicu konflik.

Kasus antara Lita Gading dan Ahmad Dhani menarik perhatian publik di media sosial.

Banyak netizen yang memberikan dukungan kepada Lita karena dianggap berani melawan ujaran yang dinilai merendahkan profesinya.

Namun, ada pula yang menilai seharusnya kedua pihak bisa menempuh jalan damai agar tidak memperpanjang konflik di ruang publik.

Lita sendiri menegaskan bahwa keputusan untuk tidak berdamai bukan karena kebencian pribadi, melainkan demi menjaga marwah profesi psikolog dan memberikan contoh tegas kepada masyarakat.

“Kalau semua bisa diselesaikan dengan damai tapi tanpa ada pelajaran, nanti orang akan terus melakukan hal yang sama. Ini bukan soal saya dan Dhani saja, tapi soal bagaimana kita belajar menghargai satu sama lain,” pungkas Lita. (*)

Show More
Back to top button