Regional
Trending

Bocah Perempuan Hilang Ditemukan Tewas di Drainase Gunung Kapur Samarinda

POPNEWS.ID – Warga Kawasan Gunung Kapur, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat bocah perempuan yang tersangkut di dalam drainase di kawasan padat pemukiman tersebut.



Bocah itu sebelumnya dilaporkan hilang sejak pagi dan dicari keluarganya selama berjam-jam sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Sabtu sore (29/11/2025)

Penemuan jasad terjadi sekitar pukul 16.36 WITA. Sebelum itu, pihak keluarga telah melakukan pencarian intensif sejak pukul 10.00 WITA, menyisir lingkungan sekitar rumah dan meminta bantuan warga.

Namun upaya pencarian baru membuahkan hasil ketika salah satu warga, Ari Kurniawan, menemukan keberadaan korban di parit yang berada tepat di bawah rumahnya.

Ari menjadi saksi pertama yang menyadari keberadaan jasad tersebut. Ketika ditemui pewarta, ia menceritakan bagaimana dirinya awalnya menduga ada sampah tersangkut di saluran air.

“Tadi itu informasinya awalnya dari pihak keluarga mencari anaknya yang hilang mulai dari pukul 10.00 Wita tadi pagi, nah selanjutnya saya tiba-tiba lihat bahwa di parit atau di drainase di bawah rumah saya itu kaya ada sampah. Setelah saya perhatikan bener-bener ada rambut di situ, langsung saya infokan ke warga,” tutur ari.

Ari mengaku awalnya tidak memiliki firasat apa pun. Namun kondisi parit yang biasanya hanya dipenuhi air dan limbah rumah tangga membuatnya curiga ketika melihat ada sesuatu yang tampak seperti rambut manusia yang tersangkut di antara tumpukan sampah. Saat memastikan dari jarak dekat, ia langsung terpaku. Bukan sampah melainkan kepala seorang bocah.

Tidak butuh waktu lama sebelum kabar itu menyebar. Warga pun mendatangi lokasi dan berkerumun di pinggir parit. Namun situasi berubah canggung karena tidak ada yang berani menyentuh jasad tersebut. Kedalaman parit mencapai kira-kira satu meter lebih, ditambah aliran air yang cukup deras membuat warga ragu turun.

“Setelah itu ada keluarga dari korban berani turun ke parit tersebut buat angkat itu mayatnya ke dalam rumah saya. Baru saya info ke Inafis,” kata Ari.

Menurutnya, keluarga korban yang panik sekaligus terpukul langsung turun setelah memastikan itu benar jasad anak mereka. Sang bocah kemudian diangkat secara manual dan dibawa masuk ke rumah Ari sementara warga lain menghubungi petugas.

“Ada beberapa warga bantu, tapi keluarga yang lebih dulu berani turun,” ujarnya.

Beberapa menit kemudian, suasana berubah muram. Warga tampak terdiam, sebagian perempuan menitikkan air mata melihat jasad kecil yang tergeletak di lantai rumah tersebut.

Ari menyebut kondisi bocah itu sudah sangat jelas tidak bernyawa saat ditemukan. Tidak ada napas, tubuhnya membiru, dan pakaian yang dikenakan juga sudah basah penuh lumpur.

Identitas lengkap korban belum diketahui secara resmi, namun berdasarkan keterangan warga, ia adalah seorang bocah perempuan yang diperkirakan masih berusia di bawah 10 tahun.

“Waktu diangkat, kondisinya sudah membiru. Bajunya kuning,” jelas Ari.

Ia juga membenarkan bahwa keluarga korban merupakan pendatang baru yang baru beberapa hari tinggal di kawasan Gunung Kapur setelah pindah dari daerah Perangat. Hal itu membuat proses pencarian sempat kesulitan karena tidak semua warga mengenali korban atau keluarganya.

“Setahu saya keluarga ini baru pindah. Jadi banyak warga yang kurang kenal,” tambahnya.

Tidak lama setelah laporan warga masuk, Tim Inafis Polresta Samarinda tiba di lokasi. Mereka langsung melakukan identifikasi awal, memotret kondisi jasad, serta memeriksa area drainase tempat korban ditemukan. Polisi juga mengumpulkan keterangan warga sekitar.

Meski dugaan awal korban hanyut di parit, penyebab pasti kematian masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.

Petugas mengamankan lokasi sekitar dan memasang garis polisi untuk menjaga agar tidak terjadi kerumunan yang mengganggu proses pemeriksaan.

Pihak kepolisian masih melakukan langkah-langkah lanjutan untuk memastikan apakah korban jatuh secara tidak sengaja, terseret arus, atau ada faktor kelalaian lain yang menyebabkan dirinya masuk ke dalam parit tersebut.

Penemuan mayat bocah ini meninggalkan duka mendalam bagi warga Gunung Kapur.

Di sekitar tempat kejadian, terlihat beberapa warga masih berkumpul sambil membicarakan kejadian yang menimpa bocah tersebut. Banyak yang mengaku tidak menyangka drainase yang selama ini dianggap biasa saja bisa memakan korban.

Sejumlah warga bahkan berharap pihak terkait dapat memperbaiki kondisi parit yang cukup dalam dan tanpa pagar pengaman di beberapa titik, karena dinilai rawan membahayakan anak-anak.

Jasad korban telah dibawa ke rumah sakit untuk keperluan visum. Sementara itu, polisi memastikan penyelidikan tetap berlanjut demi mengungkap kronologi lengkap kejadian serta memastikan tidak ada dugaan unsur pidana.

Ari, saksi pertama penemu jasad, menutup ceritanya dengan nada sendu. Baginya, kejadian ini menjadi pengalaman yang tidak akan ia lupakan.

“Saya juga punya anak. Jadi waktu lihat itu… rasanya sedih sekali,” tutupnya. (*)

Show More
Back to top button